Diduga Sandera Pasien Asuransi, RS Columbia Asia Aksara dan Generali Dikecam Keras

- Editor

Kamis, 29 Mei 2025 - 11:20

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Medan I Tribuneindonesia.com

Kasus dugaan pelanggaran hak pasien kembali mengemuka di Kota Medan. Seorang pria bernama Mangatur Silitonga (lahir 5 April 1968), pemegang polis asuransi Generali nomor 00322868, diduga ditahan selama dua hari oleh RS Columbia Asia Aksara meskipun telah mendapat izin pulang dari dokter. Ironisnya, selama masa penahanan, pasien tidak diberikan obat-obatan meskipun masih dalam masa pemulihan.

Peristiwa ini memicu kecaman dari berbagai kalangan, termasuk Adi Warman Lubis, Ketua Umum TKN Kompas Nusantara sekaligus Ketua Umum Pagar Unri Prabowo-Gibran untuk Negara Republik Indonesia.

“Pasien sudah diizinkan pulang, tapi ditahan dua hari tanpa obat hanya karena tidak mampu melunasi kekurangan biaya. Ini pelanggaran serius dan sangat tidak manusiawi,” tegas Adi kepada wartawan, Kamis 29/5/2025

Riwayat Tiga Kali Dirawat, Dua Kali Diminta Bayar

Berdasarkan informasi yang disampaikan Adi, Mangatur Silitonga menjalani perawatan sebanyak tiga kali di RS Columbia Asia Aksara sepanjang tahun 2025, semuanya menggunakan layanan asuransi Generali.

Februari (kunjungan pertama): Pasien dirawat dengan estimasi biaya sekitar Rp25 juta, namun tidak diminta membayar apa pun karena seluruh biaya ditanggung asuransi Generali.

Maret (kunjungan kedua): Pasien kembali dirawat dan diminta membayar sendiri sekitar Rp28 juta, meskipun masih menggunakan asuransi yang sama.

April (kunjungan ketiga): Masalah memuncak ketika pasien kembali dirawat dan setelah dinyatakan boleh pulang, rumah sakit justru menahan pasien selama dua hari karena belum mampu membayar kekurangan biaya sekitar Rp30 juta. Selama masa penahanan, pasien tidak diberi obat-obatan.

“Ini bukan rumah sakit, tapi seperti tempat penyanderaan. Pasien yang lemah secara fisik dan ekonomi malah diperlakukan semena-mena,” kritik Adi.

Baca Juga:  Ketua DPRA dan Wakil Gubernur Aceh Bersatu Kembali, Abu Razak : Mari Bersama kita Bangun Aceh yang Bermartabat.

Istri Terpaksa Pinjam ke Rentenir, Adi Lubis Turun Langsung

Pihak keluarga pasien yang kehabisan upaya menghubungi Adi Warman Lubis untuk meminta bantuan. Ia pun langsung datang ke RS Columbia Asia Aksara dan mencoba bernegosiasi dengan pihak manajemen, namun tidak membuahkan hasil.

“Istri pasien bahkan sampai pinjam uang dari rentenir sebesar Rp15 juta agar suaminya bisa pulang. Sisanya saya jamin secara pribadi karena kemanusiaan,” ujar Adi.

Generali Diduga Langgar Polis, Plafon Rp1 Miliar Dipertanyakan

Adi juga menuding Generali Indonesia tidak menjalankan kewajiban sesuai isi polis yang dijanjikan. Dalam dokumen yang dipelajarinya, peserta seperti Mangatur Silitonga seharusnya dijamin dengan plafon pertanggungan hingga Rp1 miliar per tahun.

“Faktanya, pasien tetap diminta bayar puluhan juta. Ini menyalahi kontrak dan merugikan nasabah. Generali harus bertanggung jawab,” tegasnya.

Tuntut Penyelidikan dan Sanksi Tegas

Atas dugaan pelanggaran ini, Adi mendesak Kementerian Kesehatan, OJK, dan aparat penegak hukum untuk turun tangan melakukan penyelidikan terhadap RS Columbia Asia Aksara dan pihak asuransi Generali.

> “Kalau terbukti, cabut izin operasionalnya. Rumah sakit tidak boleh menjadi tempat penyiksaan rakyat kecil,” ujarnya.

Adi juga menegaskan pihaknya akan menempuh jalur hukum bila tidak ada itikad baik dari pihak rumah sakit maupun perusahaan asuransi.“Ini bukan semata urusan uang, tapi persoalan keadilan, kemanusiaan, dan tanggung jawab terhadap rakyat. Kami tidak akan tinggal diam,” pungkasnya.

Ilham Tribuneindonesia.com

 

Berita Terkait

Kasus Tipu Gelap Warga Beringin Mandek, Polresta Deli Serdang Dinilai Lamban Bertindak
Hentikan Pengusutan Kasus Kekerasan Bersajam Oknum EVP PLN di Depok, Polisi Didesak Kaji Ulang RJ
Sempat Viral di Medsos, Tindak Kekerasan Bersajam Diduga Oknum EVP PLN di Depok Berakhir Damai
Ashari Tambunan Diperiksa Kejati Sumut Terkait Dugaan Korupsi Aset PTPN-1
Kasus Jalan di Tempat, Pelapor Sebut Terlapor “Kebal Hukum”, Desak Kapolresta Deli Serdang Bertindak Tegas
Kejari Deli Serdang Selamatkan Uang Negara Rp7 Miliar dari Dua Kasus Korupsi
Diduga Telantarkan Penumpang hingga Meninggal Dunia, PT ALS Dikecam Keras: “Ini Soal Nyawa Manusia, Bukan Binatang!”
Kejati Sumut Sita Rp150 Miliar dari Hasil Korupsi Penjualan Aset PTPN I
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 08:25

Lima Rumah Terbakar di Desa Batu Hamparan, BPBD Aceh Tenggara Gerak Cepat Padamkan Api

Senin, 3 November 2025 - 07:47

Cegah Kenakalan Remaja, Kapolsek Matuari Bina Kelompok Pelaku Tawuran dengan Ibadah dan Olahraga Bersama

Senin, 3 November 2025 - 06:16

Bupati Simeulue Temui HRD di Bireuen

Senin, 3 November 2025 - 04:58

Hutama Karya Tegaskan Komitmen Keselamatan Berkendara Melalui Sosialisasi ZERO ODOL

Senin, 3 November 2025 - 04:03

Pimpin Apel Terakhir Kejari Bireuen,Ingatkan Jajaran Untuk Selalu Layani Masyarakat Dan Berinovasi

Senin, 3 November 2025 - 03:48

Pante Bidari, Muhtar alias Tgk Muda, Keuchik Gampong Seuneubok Saboh yang terpilih

Senin, 3 November 2025 - 03:37

Bupati Madina Tak Tepat di Tengah Efisiensi Anggaran,Pagar Lama di Taman Panyabungan

Minggu, 2 November 2025 - 07:38

Jangan Lantik Pejabat Karena Hubungan Keluarga dan Balas Jasa Politik

Berita Terbaru

Pemerintahan dan Berita Daerah

Pengelolaan Posyandu Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

Senin, 3 Nov 2025 - 12:31

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x