Bireuen | TribuneIndonesia.com
Kehidupan Keluarga M.Dian (40 tahun ) Warga Dusun Mando Johan Gampong Mon Jeurujak, Kecamatan Gandapura Bireuen bersama istri dan dua orang anaknya, walaupun sudah berusaha dan tinggal di dua kabupaten, sebelum nya Dia menetap di Gampong Babah Buloh pedalaman Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara
dan kehidupannya juga tinggal di Gubuk Reyot.
Sekarang M. Diah bersama keluarganya(istri) pulang ke tempat kelahirannya di Kecamatan Gandapura, Bireuen, dan dua anaknya tetap kehidupan nya di sebuah Gubuk Reyot, Selasa ( 25/1/2025 )
Kata M.Dian kepada media ini, saya pulang ke tanah kelahiran saya di Kecamatan Gandapura Bireuen lebih kurang 2 tahun, namun nasib kami belum ada perubahan. Walaupun demikian kami tetap bersyukur dan terus berusaha.
Dia bekerja sebagai buruh harian lepas yang pendapatannya tidak tentu, terkadang Rp. 50 ribu perhari itu pun ada orang yang memakai jasanya.
Kondisi Gubuk kami yang di tempati saat ini sangat memprihatinkan dinding rumahnya terbuat dari batang rumbia bahkan hampir keseluruhan nya bolong bolong, berlantai tanah dan beratap daun. Rumah yang berukuran 4×5 meter yang dia tempati bersama istri dan anaknya,
Kala hujan tiba, gubuk kami dipenuhi rintikan air hujan membasahi lantai tanah yang disebabkan atap rumahnya bocor. Rumah itu jauh dari kata layak sebagai tempat berteduh untuk sebuah keluarga, ucap M.Dian dengan nada lirih .
Hal serupa juga di sampaikan oleh istri nya Lisnawati kepada media ini mengatakan, sebelum nya kami berusaha mengadu nasib ke gampong saya di Aceh Utara, dan sekarang ini saya ikut ke gampong suami saya ke Bireuen, siapa tahu nasib kami ada perubahan di Gampong suami saya.
Kegiatan Lisnawati sebagai Ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurusi dua orang anak, kadang terpaksa juga harus bekerja sebagai harian lepas bantu-bantu orang dikampung untuk menopang ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kata Lisnawati beberapa bulan yang lalu gubuk yang kami tempati , ada di datangi dari tim kabupaten kalau tidak salah ada juga dari Perkim bireuen dan Baitul Mal untuk meminta data seperti KTP dan KK bahkan gubuk kami mereka potret.
Lisnawati sangat mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Bireuen agar kami dapat bantuan rumah layak huni, harapnya.
Abdul Hamid Pj.Keuchik Gampong Mon Jeurujak Kecamatan Gandapura saat di konfirmasi oleh media ini mengatakan, untuk keluarga M.Dian sudah 95% .
“Insya Allah akan di bangun rumah bantuan layak huni oleh Baitul Mal Bireuen di tahun ini ( 2025 ) ini, informasi saya tahu dari petugas dinas yang sudah pernah turun ke gampong kami dan kata petugas tersebut M.Dian dan keluarganya sangat pantas mendapatkan rumah layak huni dari Baitul Mal, dan saat ini hanya menunggu saja akan di bangun”, pungkasnya PJ.Abdul Hamid.
Sementara Program Gampong sudah banyak kami merehab rumah dan membangun rumah layak huni untuk warga, ucapnya menambahkan.
Sedangkan Mahyu Danil yang di sapa Mahyu Batee Kureng Tokoh eks GAM di Gandapura mengatakan, sebenarnya sudah 20 tahun usia perdamaian RI dan GAM, kalau penegak hukum serius menindak lanjuti oknum oknum yang bermain pungli tentang Rumah Bantuan Layak Huni, saya rasa mungkin tidak ada lagi masyarakat Bireuen tinggal di Gubuk Reyot, sebut Mahyu.
Khususnya Pemkab Bireuen dan Dinas terkait ketika akan survey siapa siapa yang layak dan pantas mendapatkan bantuan rumah layak huni harus melibatkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, karena mereka lah yang lebih tahu kondisi dan keadaan warga di gampong.
Jika tidak di libatkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa maka oknun oknum pungli rumah bantuan layak huni akan terus merajalela sehingga sampai kapan pun bantuan rumah layak huni tidak tepat sasaran.
Aparat Penegak Hukum di wilayah Bireuen harus bersikap tegas terhadap oknum oknum pungli bantuan rumah layak huni tersebut, harapnya.[UmarA Pandrah].