Medan I TribuneIndonesia.com-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) resmi menahan Irwan Perangin-angin, mantan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) periode 2020–2023, dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait proses penjualan aset PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Region 1 oleh PT Nusa Dua Propertindo (NDP) melalui kerja sama operasional dengan PT Ciputra Land, Jumat (7/11/2025).
Penahanan dilakukan setelah tim penyidik Kejati Sumut menemukan bukti permulaan yang cukup atas dugaan keterlibatan Irwan dalam pengalihan aset negara tanpa izin pemerintah.
“Tim penyidik Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara melakukan penahanan terhadap tersangka Irwan Perangin-angin, mantan Dirut PTPN II periode 2020–2023,” ujar Plt Kasi Penkum Kejati Sumut, Husairi, dalam keterangan tertulis, Jumat (7/11/2025).
Menurut Husairi, Irwan diduga telah menginbrengkan lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PTPN II kepada PT Nusa Dua Propertindo tanpa persetujuan dari pemerintah cq. Menteri Keuangan. Aksi tersebut dilakukan bersama sejumlah pihak lain, termasuk pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN).
“Perbuatan tersangka bersama Direktur PT NDP, Kepala BPN Wilayah Sumut periode 2022–2025, dan Kepala BPN Kabupaten Deli Serdang tahun 2022–2025, mengakibatkan terbitnya sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PT NDP tanpa memenuhi kewajiban kepada negara,” terang Husairi.
Akibat tindakan itu, negara dirugikan sekitar 20 persen dari total luas HGU yang diubah menjadi HGB.
Husairi menambahkan, penahanan terhadap Irwan dilakukan setelah penyidik memperoleh sedikitnya dua alat bukti sah yang menguatkan dugaan tindak pidana korupsi tersebut.
Tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) subsider Pasal 3 jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
“Penahanan dilakukan berdasarkan Surat Perintah Kajati Sumut Nomor: Print-24/L.2/Fd.2/11/2025 tanggal 7 November 2025. Tersangka ditahan selama 20 hari pertama di Rutan Kelas I A Tanjung Gusta Medan,” ujar Husairi.
Ia juga memastikan bahwa penyidik masih terus melakukan pendalaman dan pengembangan terhadap dugaan keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut.
“Penyidikan masih terus berlanjut. Kami akan menindaklanjuti semua pihak yang diduga terlibat,” tutup Husairi.
Ilham Gondrong
















