Oleh : Chaidir Toweren
Tribuneindonesia.com
Dalam masyarakat modern saat ini, kesuksesan seseorang seringkali diukur dari seberapa terkenal mereka. Namun, apakah terkenal itu sama dengan pintar? Tidak selalu.
Banyak orang yang terkenal karena keberanian mereka untuk tampil di depan umum, atau karena mereka memiliki bakat dalam bidang tertentu. Namun, tidak semua orang yang terkenal itu pintar dalam arti sebenarnya. Mereka mungkin memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang tertentu, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, ada banyak orang yang pintar dan berpengetahuan luas, tetapi tidak terkenal. Mereka mungkin bekerja di balik layar, atau mereka mungkin tidak memiliki kesempatan untuk menampilkan bakat mereka di depan umum.
Contoh yang paling jelas adalah para ilmuwan dan peneliti yang bekerja di laboratorium dan universitas. Mereka mungkin memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam bidang tertentu, tetapi tidak terkenal di kalangan masyarakat umum.
Hal ini menunjukkan bahwa terkenal dan pintar adalah dua hal yang berbeda. Terkenal dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti melalui media sosial, pertunjukan, atau bahkan keberanian untuk tampil di depan umum. Namun, pintar memerlukan dedikasi, kerja keras, dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, janganlah kita mengukur kesuksesan seseorang hanya dari seberapa terkenal mereka. Mari kita menghargai orang-orang yang pintar dan berpengetahuan luas, bahkan jika mereka tidak terkenal. Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih bijak dan berpengetahuan.
Dalam dunia jurnalis hal ini juga sering terjadi, seberapa terkenal seseorang terkandang tak sebanding dengan ilmu profesi yang ia miliki. Bahkan ada yang mencoba dengan secara instan untuk cepat dikenal, tetapi kadang kala tidak melalui jalan-jalan yang sudah ditentukan oleh ketentuan yang diatur dalam kode edik.
Terkenal dan pintar, banyak yang beranggapan senada, tetapi fakta juga ada yang menyatakan tidak. Tergantung profesi dan dari segimana mereka mengukurnya. Penulis hanya ingin menjadikan tulisan ini sebagai motivasi penulis sendiri agar tidak menjadi jumawa dan cepat berbangga diri terhadap sesuatu yang terkadang sudah di capai.