Caption : Arus lalu lintas sampai dengan malam pukul 08:00 WIB masih terlihat macet, alternatif buka tutup dilalukan agar arus lalu lintas menjadi normal
Bireuen | TribuneIndonesia.com
Hujan deras yang mengguyur wilayah pegunungan dalam beberapa hari terakhir memicu terjadinya longsor di Jalan Nasional lintas Bireuen–Takengon, tepatnya di KM 62 kawasan Tenge Besi, pada Rabu (30/4/2025). Material longsor menutup badan jalan di dua titik yang saling berdekatan, menyebabkan arus lalu lintas dari kedua arah terhenti untuk sementara.
Pantauan TribuneIndonesia.com di lokasi menunjukkan bahwa longsoran tanah bercampur batu menimbun seluruh badan jalan, membuat kendaraan tidak bisa melintas baik dari arah Bireuen maupun dari arah Bener Meriah. Kejadian ini berdampak langsung terhadap mobilitas warga dan distribusi barang antarwilayah.
Merespons situasi tersebut, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dinas terkait, serta Polres Bener Meriah segera dikerahkan ke lokasi. Satu unit truck pemadam kebakaran diturunkan untuk membersihkan timbunan material dengan cara disemprotan, sementara personel Polres Bener Meriah mengambil langkah cepat dengan mengatur lalu lintas di sekitar lokasi kejadian guna mencegah kemacetan berkepanjangan dan memastikan keselamatan pengendara.
Personel Polres Bener Meriah dengan sigap langsung diterjunkan ke lapangan begitu laporan diterima. Mereka fokus pada pengamanan lokasi dan pengaturan arus kendaraan, agar tidak terjadi penumpukan dan kecelakaan. Pengemudi juga di imbau untuk bersabar dan mengikuti arahan petugas agar tidak ada kendaraan yang saling mendahului yang dikhawatirkan menimbulkan kemacetan.
Longsor terjadi akibat kondisi tanah yang labil dipicu oleh intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Tim reaksi cepat terus memantau kondisi di lapangan untuk mengantisipasi kemungkinan longsor susulan, mengingat kawasan tersebut memang rawan bencana tanah longsor.
Sekitar beberapa jam setelah kejadian, satu jalur berhasil dibuka kembali. Meski arus lalu lintas belum sepenuhnya normal, kendaraan roda dua dan roda empat kecil mulai bisa melintas dengan sistem buka tutup. Pembersihan total masih terus dilakukan agar jalan kembali dapat dilalui secara dua arah.
Dengan kondisi cuaca alam yang tidak menentu dihimbau pengguna jalan yang melintasi jalur Bireuen–Takengon, terutama di wilayah perbukitan Tenge Besi, untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat cuaca buruk.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan bencana, khususnya di jalur penghubung utama antar kabupaten yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat dan aktivitas ekonomi regional. (Ct)