Medan | TribuneIndonesia.com
Sebuah operasi dramatis terjadi di kawasan yang selama ini dikenal sebagai “markas kematian” Jalan Brigjen Katamso, Gang Nasional, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun.
Sabtu malam (14/06/2025), suara langkah sepatu petugas membelah keheningan saat Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Medan menggulung seorang pengedar narkoba berinisial DW (26), target operasi yang telah lama menghantui catatan hitam pihak kepolisian.
DW ditangkap dalam keadaan panik, mencoba melarikan diri saat lokasi pengedarannya dikepung petugas dari segala arah. Namun takdir berkata lain, buruan ini akhirnya jatuh tersungkur dalam jerat hukum yang telah menantinya.
“Wilayah ini sudah lama menjadi zona merah kami. Sebelumnya sudah pernah kami gerebek, dan sejak itu ditetapkan sebagai wilayah pengawasan intensif,” ungkap AKBP Thommy Aruan, Kasat Narkoba Polrestabes Medan, dengan sorot mata tajam.
Dalam penggerebekan tersebut, tak hanya DW yang diamankan. Beberapa orang lain yang diduga hendak membeli narkoba pun ikut terjaring. Mereka kini tengah diperiksa intensif. Jika terbukti sebagai pemakai, langkah rehabilitasi akan dijalankan.
Namun polisi tak ingin berhenti sampai di sini. Dibalik diamnya DW, tersimpan rahasia lebih gelap: siapa pemasok utamanya? Siapa dalang besar di balik peredaran barang haram ini? Semua sedang diburu.
“Penangkapan ini bukan akhir. Ini hanya gerbang menuju jantung jaringan yang lebih besar. Kami akan kejar sampai ke akar-akarnya,” tegas Thommy Aruan, mencerminkan instruksi tegas Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan.
Kini, Gang Nasional kembali sunyi.
Tapi bukan sunyi yang damai melainkan sunyi yang menyisakan trauma, seperti luka lama yang belum mengering. Polisi bersumpah akan terus menyisir setiap lorong gelap kota Medan, tempat racun itu menyusup dan mengancam masa depan generasi muda.
Ilham Trihuneindonesia.com