Dua Desa, Satu Hati: Tradisi Santunan yang Terus Hidup di Aceh Timur

- Editor

Rabu, 26 Maret 2025 - 00:27

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh Timur, Tribuneindonesia.com, Di bawah langit teduh Gampong Meunasah Leubok, Masjid Baitussalam kembali menjadi saksi kebersamaan yang menghangatkan hati. Untuk keempat kalinya, dua desa bertetangga, Meunasah Leubok dan Matang Kruet, bersatu dalam kegiatan santunan bagi 42 anak yatim, yang berlangsung pada Selasa, 25 Maret 2025.

Bukan sekadar seremonial, acara ini telah menjadi tradisi penuh makna yang mengikat hati masyarakat selama empat tahun. Setiap anak menerima santunan sebesar Rp900 ribu, disertai dua paket bantuan berisi kebutuhan pokok. Namun, lebih dari itu, yang mereka terima adalah kasih sayang, kebersamaan, dan kepastian bahwa mereka tidak pernah sendiri.

Di halaman masjid, terdengar gelak tawa anak-anak yang bermain, namun di sela itu, ada juga air mata haru yang tak terbendung. Mata-mata kecil penuh harapan menatap lekat amplop yang berpindah tangan, seolah merasakan hangatnya cinta yang terselip di dalamnya. Beberapa di antara mereka memeluk erat bantuan yang diberikan, menyadari bahwa di balik setiap pemberian ada ketulusan yang menguatkan.

“Empat tahun kami menjaga tradisi ini. Bukan karena kami berlebih, tetapi karena kami ingin memastikan mereka tetap tersenyum,” ujar Keuchik Gampong Matang Kruet, Asyari Ismail, dengan suara bergetar.

Senada dengan itu, PJ Keuchik Gampong Meunasah Leubok, Zulkarnaini, mengungkapkan rasa syukurnya atas kekompakan warga dalam menyelenggarakan kegiatan ini. “Di sini, kami belajar bahwa berbagi tak selalu tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa besar keikhlasan yang kita berikan,” tuturnya penuh makna.

Baca Juga:  Sengketa Tanah Berujung Somasi: Guntur Togap Marbun Laporkan Penyebaran Berita Hoaks di Medan

Kegiatan ini turut dihadiri Sekretaris Camat Pante Bidari, Ibrahim, SE, yang dalam sambutannya mengapresiasi semangat gotong royong masyarakat dua desa. “Ketika dua desa bersatu, lahirlah kekuatan yang mampu menghapus air mata dan menggantinya dengan senyum,” katanya.

Selain itu, perwakilan Polsek dan Danramil Pante Bidari juga hadir, menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama melampaui batas pangkat dan jabatan. Semua pihak bergandengan tangan, mengulurkan bantuan untuk anak-anak yang kehilangan kehangatan orang tua mereka.

Di sudut masjid, seorang anak perempuan bernama Salsabila, 8 tahun, duduk memeluk erat paket bantuannya. Dengan suara lirih, ia berkata, “Aku senang. Uangnya mau kubelikan buku dan pensil biar bisa terus belajar.” Senyumnya merekah, meski di balik itu tersimpan rindu yang tak pernah benar-benar hilang.

Saat doa bersama dikumandangkan, air mata para hadirin tak lagi terbendung. Tangisan lirih menjadi saksi bahwa pertemuan ini lebih dari sekadar acara tahunan. Ia adalah pengingat bahwa kasih sayang tak mengenal batas waktu.

Empat tahun berlalu, dan tradisi ini terus hidup. Bukan sekadar perayaan, tetapi sebagai janji yang terpatri di hati: bahwa setiap anak di Meunasah Leubok dan Matang Kruet akan selalu memiliki keluarga yang mencintai mereka—keluarga yang tak pernah lelah menyemai kasih di tengah kehidupan.

Reporter: ZAS

 

Berita Terkait

“Peringatan Keras! Sekjen Inti Prabowo Jangan Main Api di Perbatasan Sengketa 4 Pulau Bisa Picu Konflik Serius”
“BIO JP: Pupuk Organik Misterius Berteknologi Nano yang Siap Guncang Dunia Pertanian!”
Duel Berdarah, Seorang Warga Luka Berat Usai Ditusuk Senjata Tajam.
KAKI Aceh Teliti Proyek Pengadaan Barang dan Jasa: Temukan Indikasi Penyimpangan di Sejumlah Daerah
Aktivis Sumut Desak Presiden Prabowo Tuntaskan Polemik 4 Pulau Cegah Retaknya Persaudaraan Aceh–Sumut!
Oknum TNI AL Ditangkap Terlibat Penyeludupan Barang Ilegal di Aceh Timur, Bawa Harley dan Hewan Langka
Disperindagkop UKM Langsa Tegur Sejumlah Koperasi Tak Gelar RAT, Termasuk Koperasi Mon Madu Milik BUMN
Proyek DAK Fisik Pendidikan SDN Tualang Diduga Mangkrak, Indikasi Korupsi Mencuat
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 17:45

Kapolda Sulteng Serahkan Paket Sembako Dalam Bakti Kesehatan HUT Bhayangkara Ke-79

Senin, 16 Juni 2025 - 17:43

Raut Wajah Bahagia Pengemudi Ojol Ikuti Baktikes HUT Bhayangkara Ke-79 Polda Sulteng

Senin, 16 Juni 2025 - 08:40

STIKES Payung Negeri Aceh Darussalam Kampus Bireuen Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa/i Baru TA : 2025/2026 Seluruh gampong yang ada di Kab. Bireuen

Senin, 16 Juni 2025 - 07:03

BRI Cabang Medan Gatot Subroto Melalui Program BRI Peduli TJSL, Renovasi Sekolah TK Kartika Yonzipur 1 Dhira Dharma

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:40

HUT Ke-18 Pidie Jaya Dimeriahkan Artis Lokal Aceh 

Minggu, 15 Juni 2025 - 15:24

Mahasiswa/i KKN STIKES Payung Negeri melakukan Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa/i Baru Tahun Ajaran 2025/2026

Minggu, 15 Juni 2025 - 10:55

Festival Pacu Serompu Semarakkan Pantai Seri Deli, Warisan Budaya Melayu Bangkit Sambut HUT ke-79 Deli Serdang

Minggu, 15 Juni 2025 - 08:43

PKS PT Bugak Palma Sejahtera,Tidak Mengelola Limbanya Dengan Baik Dan diduga Telah Mencemari Lingkungan Sekitar Pabrik.

Berita Terbaru

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x