BIREUEN | Tribuneimdonesia.com
Keuchik dan perangkat Gampong Uteun Rungkom Kecamatan Peulimbang Bireuen, bermusyawarah dan terpaksa berhutang kepada rekan-rekan yang mempunyai uang untuk membayar jerih payah perangkat desa dan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) serta sembako untuk warga miskin.
Kondisi tersebut terpaksa dilakukan perangkat desa setempat, karena Dana Desa (DD) belum disalurkan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen menjelang Lebaran Idul Fitri 1446 H/tahun 2025 yang tinggal menghitung hari.
Hal itu langsung disampaikan M Nasir MA selaku Keuchik Gampong setempat, Kamis ( 27/3/2025 ).
Dikatakan M Nasir MA, keadaan masyarakat di Bireuen khususnya di pedalaman perekonomiannya morat marit, ditambah lagi sekarang ini bayangkan saja sejak dirinya menjabat keuchik selama 4 tahun, baru kali ini di tahun 2025 dana desa belum cair atau tidak cair tepat waktu, biasanya Dana Desa tersebut selalu cair tepat waktu, dan digunakan untuk membayar jerih payah perangkat desa dan pembagian BLT serta sembako untuk warga menyambut lebaran Idul Fitri, entah apa penyebabnya bisa seperti itu di tahun ini dia pun kurang paham.
Seharusnya kata M Nasir, Pemkab Bireuen memfokuskan dana desa tersebut khususnya bagi warga pedalaman, karena warga di desanya mayoritas hidup dibawah garis kemiskinan.
“Alhamdulillah yang sudah kami salurkan untuk Anak yatim piatu Rp 17.300.000 untuk 10 orang, perorangnya mendapatkan Rp 1.730.000, ini merupakan sumbangan dari warga gampong dan rekan-rekan di luar gampong dan dari perantauan.
Lansia mendapatkan bantuan sosial untuk 39 orang, perorangnya mendapatkan Rp 130 .000, untuk beasiswa santri pondok yang berprestasi dan kurang mampu mendapatkan Rp 500.000 perorang. BLT untuk 33 orang, perorangnya mendapatkan Rp 900.000, bagi warga yang tidak mendapatkan BLT mendapatkan pinjaman sebesar Rp 300.000 dan untuk paket sembako semua warga menerimanya, yang penting KKnya di gampong setempat dan warga yang memiliki surat domisili tetap mendapatkan sembako.
“Kami sebagai pemimpin desa berusaha mencari solusi untuk warga, seharusnya Pemkab Bireuen lebih serius mencari solusinya untuk kami sebagai masyarakatnya,” pungkas M Nasir. (Adi S)