PANDEGLANG|TribuneIndonesia.com
Potret memprihatinkan kembali tersaji di dunia pendidikan Pandeglang. SDN Pasirloa, yang terletak di Desa Pasirloa, Kecamatan Sindangresmi, tampak jauh dari kata layak. Pantauan di lapangan memperlihatkan bangunan sekolah dasar tersebut kumuh, plafon bolong di sejumlah ruang kelas, pintu lapuk dan rusak, hingga keramik lantai yang pecah dan mengelupas.
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar: ke mana aliran dana perawatan sekolah yang seharusnya memastikan kenyamanan siswa dalam menimba ilmu?
Kepala SDN Pasirloa, Arbinudin SS, MPd, berdalih bahwa pihaknya sudah mengalokasikan dana BOS sekitar Rp 70 jutaan sesuai juknis.
“Dana kami gunakan untuk pembelian buku, perbaikan kursi, pintu, serta kebutuhan lainnya,” ujarnya singkat. Kamis (11/09/2025)
Namun, realitas berbicara lain. Fakta kerusakan yang masih jelas terlihat membuat publik menilai pengelolaan dana BOS belum menjawab kebutuhan mendesak.
Seorang wali murid menuturkan rasa kecewanya.
“Anak-anak kami belajar di kelas dengan plafon bolong dan lantai retak. Kalau dibiarkan, bisa membahayakan keselamatan mereka. Kami minta ada tindakan nyata, bukan sekadar alasan,” keluhnya.
Nada serupa disampaikan warga sekitar, yang enggan disebutkan namanya, yang menilai pemerintah daerah tak boleh menutup mata.
“Sekolah ini aset penting untuk anak-anak desa. Jangan biarkan rusak parah. Dinas Pendidikan harus segera turun tangan dan evaluasi pengelolaan dana BOS,” tegasnya.
Kritik tajam masyarakat menjadi peringatan keras bahwa sarana pendidikan dasar di Pasirloa tidak boleh diabaikan. Sebab, hak anak untuk belajar di ruang yang aman dan nyaman adalah tanggung jawab bersama, terutama pemerintah dan pihak sekolah yang mengelola anggaran.”(Tim/red)