Caption : Gas Melon 3kg
Bireuen | TribuneIndonesia.com
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Bireuen dalam beberapa hari terakhir memicu keresahan masyarakat. Sejumlah warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas bersubsidi tersebut, bahkan di sejumlah kawasan, harga jualnya di tingkat pengecer melonjak hingga mencapai Rp40 ribu per tabung.
Salah seorang ibu rumah tangga di Gampong Menasah Capa, Kecamatan Kota Juang, menyampaikan kekecewaannya atas kondisi ini. “Kita merasa aneh kenapa gas bisa putus di Bireuen. Aceh ini dikenal sebagai daerah penghasil gas, tapi rakyatnya justru kesulitan mendapatkan gas melon. Ini sangat menyulitkan, apalagi kami ibu rumah tangga,” ujarnya, Kamis (3/7) kepada TribuneIndonesia.com.
Menurut pantauan di lapangan, banyak pangkalan yang kehabisan stok, dan masyarakat terpaksa membeli dari pengecer dengan harga yang jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Kelangkaan ini bukan hanya berdampak pada rumah tangga, tapi juga pada pelaku usaha kecil seperti pedagang makanan dan minuman. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa menghentikan aktivitas usahanya sementara waktu bila kekosongan gas terus berlanjut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pertamina atau Pemerintah Kabupaten Bireuen terkait penyebab kelangkaan dan upaya penanganannya. Masyarakat berharap agar distribusi gas elpiji 3 kilogram segera dipulihkan dan pengawasan di tingkat pengecer diperketat untuk mencegah permainan harga.
“Kami minta pemerintah segera turun tangan, jangan hanya diam. Jangan sampai rakyat kecil terus yang jadi korban,” keluh warga lainnya. (Ct075)

















