Bireuen | TribuneIndonesia.com
Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN)
adalah unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab atas perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan Nasional di wilayah Aceh secara menyeluruh sampai perbatasan Sumatera Utara.
Proyek jalan yang dikelola oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh, kerjakan asal jadi, pasalnya proyek pelebaran jalan baru selesai dibangun pada akhir tahun 2024, baru 5 bulan sudah rusak parah hampit seluruh ruas mulai dari perbatasan Sigli sampai Bireuen.
Hasil penelusuran media ini mulai dari Lueng Putu Kabupaten Pidie Jaya sampai dengan Bundaran Simpang 4 kota bireuen dalam kondisi rusak parah, bahkan biram sisi kiri dan kanan sudah banyak yang tidak dilalui lagi, kondisi jalan yang rusak parah di beberapa ruas dari kecamatan pelimbang, Peudada dan Jeumpa.
Salah seorang warga Muhammad Halim kepada Media ini mengatakan, sejak awal januari jalan di kawasan gampong meunasah Alue, kecamatan Peudada, sudah mulai retak lama kelamaan mulai pecah aspalnya, akibat dari jalan yang rusak tersebut sudah banyak jatuh korban baik yang luka- luka sampai meninggal ditempat pun ada, saya sempat mengevakuasi korbanya “sebutnya” .
Akibat rusaknya jalan sudah banyak jatuh korban Laka Lantas yang lebih tragis lagi, akibat jalan yang rusak tersebut banyaknya jatuh korban laka lantas, para korbannya ada yang luka- luka, patah kaki dan tangan bahkan ada yang saat ini masih koma dalam perawatan medis, dan lebih menyayat hati, korban meninggal dunia.
Salah satu korban laka lantas yang masih koma dalam penangan medis dirumah sakit Zainal Abidin Banda Aceh, yaitu Junaidi dan istri Warga Keude Tambue kecamatan simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen. Istri dari junaidi masih koma di rumah sakit tersebut, “pungkasnya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun media ini bahwa anggaran pada tahun 2024, yang dikelola pihak balai ada beberapa item di antaranya
1. PENUNJANGAN/HOLDING JALAN BTS. KOTA SIGLI – KOTA BIREUEN Rp 1.829.756.000,-
2. PEMELIHARAAN RUTIN JALAN BTS. KOTA SIGLI – KOTA BIREUEN Rp 1.354.883.000,-
3. PEMELIHARAAN RUTIN KONDISI JALAN BTS. KOTA SIGLI – KOTA BIREUEN Rp 1.988.854.000,-
4. PEMELIHARAAN RUTIN KONDISI JALAN BTS. KOTA SIGLI – KOTA BIREUEN Rp 749.255.000,-
5. PENUNJANGAN/HOLDING JALAN BTS. KOTA SIGLI – KOTA BIREUEN Rp 622.720.000,-
Jika di lihat dari besarnya angagaran yang di alokasikan tentu kondisi akan mudah dan mulus ketika dilalui oleh pengendara. Sepertinya jalan ini segaja dikerjakan dengan kualitas yang tidak sesuai dengan standar karena pihak rekanan bisa mengambil keuntugan berlipat lipat dari anggaran pemeliharaannya.
Dugaan ini dapat mengacu pada beberapa indikasi, seperti penggunaan material yang tidak sesuai, konstruksi yang tidak sesuai dengan desain, atau bahkan proyek ini terjadi pemborosan anggaran.
Proyek jalan yang dikelola oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh dikerjakan asal-jadi dan mengindikasikan bahwa proyek dikerjakan tanpa memperhatikan kualitas, standar teknis, atau bahkan standar kualitas yang ada. Ini berarti proyek dikerjakan dengan tergesa-gesa, dengan bahan yang tidak sesuai, dan tanpa pengawasan yang ketat yang dilakukan oleh (PPTK)Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Proyek jalan BPJN yang dikerjakan asal-jadi bisa berdampak pada
Kualitas infrastruktur Jalan yang dibangun dengan kualitas buruk akan cepat rusak, sehingga menimbulkan risiko bagi pengguna jalan dan membebani anggaran untuk pemeliharaan.
Pada sisi lain Keselamatan pengguna jalan, Jalan yang dibangun tidak sesuai standar dan tidak terawat dengan baik bisa berbahaya bagi pengguna jalan, menyebabkan kecelakaan dijalan raya.
Sementara itu akibat proyek jalan yang di kerjakan asal jadi membuat Pemborosan anggaran, karena bahan yang tidak sesuai, konstruksi yang tidak efisien, dan bahkan proyek ini adanya potensi korupsi.
Sejak berita ini diterbitkan belum dapat informasi dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh, baik itu kepala balai maupun dari PPT















