Aceh Tamiang | TribuneIndonesia.com
Permasalahan jalan amblas di Desa Paya Awe, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, akhirnya menemukan titik terang. Sebuah pertemuan resmi antara masyarakat, aparatur desa, dan pihak perusahaan berlangsung dalam suasana terbuka, menghasilkan kesepakatan untuk segera menyelesaikan persoalan yang selama ini menjadi keluhan warga.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah unsur penting, di antaranya Ridwan selaku Mukim Paya Awe, Datok Paya Awe, perwakilan masyarakat setempat, Kasubag Humas PTPN IV Regional 6 Muhammad Febriansyah, ST., MM, Apu Kebun Lama Ilham Penemas beserta Staf dan staf Balai jalan negara Wilayah Aceh. Kehadiran para pihak menunjukkan adanya komitmen bersama untuk mencari solusi terbaik demi kepentingan masyarakat.
Ridwan, Mukim Paya Awe, dalam forum itu menegaskan bahwa jalan yang amblas bukan hanya sekadar kerusakan fisik, melainkan sudah berdampak langsung terhadap kehidupan warga. “Jalan ini merupakan akses vital masyarakat. Anak-anak sekolah, petani yang membawa hasil panen, hingga pedagang yang keluar masuk desa, semuanya terhambat. Karena itu penyelesaiannya tidak bisa ditunda lagi,” ujar Ridwan dengan nada serius.
Datok Paya Awe juga menambahkan bahwa kondisi jalan yang rusak parah kerap menimbulkan risiko kecelakaan. Menurutnya, beberapa warga bahkan harus memutar jauh untuk bisa sampai ke pasar atau fasilitas kesehatan. “Kami berharap setelah pertemuan ini ada langkah nyata, bukan hanya sekadar janji. Masyarakat sudah lama menunggu kepastian,” tegasnya.
Dari pihak perusahaan, Febri selaku Kasubag Humas PTPN IV Regional 6 menyampaikan bahwa perusahaan tidak menutup mata terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat sekitar. Ia menegaskan komitmen PTPN IV untuk turut berkontribusi dalam penyelesaian masalah ini. “Kami hadir bukan hanya sebagai perusahaan yang beroperasi di sini, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat. Apa yang menjadi kepentingan warga adalah juga perhatian kami,” jelasnya.
Sementara itu, Ilham Tanamas dari Apu Kebun Lama menilai pertemuan ini sebagai langkah positif. Menurutnya, komunikasi yang terbuka antara warga, pemerintah desa, dan pihak perusahaan adalah kunci dalam menyelesaikan persoalan yang cukup lama dikeluhkan. “Kita tidak ingin masalah jalan amblas ini berlarut-larut. Semakin lama ditunda, dampaknya semakin besar,” katanya.
Masyarakat yang hadir dalam forum itu tampak antusias dengan adanya kesepakatan bersama. Mereka berharap tindak lanjut dari hasil pertemuan benar-benar diwujudkan dalam waktu dekat. Salah seorang perwakilan masyarakat menyebutkan bahwa warga siap bergotong royong membantu perbaikan, selama ada dukungan nyata dari pihak terkait.
Kesepakatan yang tercapai mencakup pembagian tanggung jawab antara pihak desa, masyarakat, dan perusahaan. Meski detail teknis belum sepenuhnya diputuskan, namun semua pihak sepakat untuk segera membentuk tim kecil yang akan memantau dan memastikan pekerjaan berjalan sesuai kebutuhan lapangan.
Pertemuan terkait jalan di Desa Paya Awe ini menjadi bukti bahwa persoalan besar bisa diselesaikan dengan duduk bersama. Jalan amblas yang selama ini menjadi momok bagi warga akhirnya menemukan titik terang melalui komunikasi yang konstruktif.
“Ini langkah awal. Kami menunggu realisasinya, karena yang kami inginkan hanyalah jalan yang bisa dipakai dengan aman dan nyaman,” tutup Datok Paya Awe.
Warga berharap, setelah kesepakatan ini, proses perbaikan dapat segera dimulai sehingga aktivitas masyarakat kembali normal. Ke depan, mereka juga meminta agar ada perawatan berkala, sehingga jalan tidak kembali mengalami kerusakan serupa. (Ct75)

















