Medan I Tribuneindonesia.com
Saptu 31 Mei 2025
Senja belum benar-benar tenggelam ketika suasana mencekam menyelimuti Lapangan Upacara Rutan Kelas I Medan. Di bawah langit kelabu, teriakan komitmen menggema tajam, memecah keheningan. Hari itu, bukan sekadar upacara biasa.
Ini adalah pernyataan perang. Perang melawan bayangan kelam yang telah lama menghantui tembok tinggi lembaga pemasyarakatan: peredaran narkoba, handphone ilegal, dan pungutan liar.
Dipimpin langsung oleh Kepala Rutan Kelas I Medan, Andi Surya, deklarasi zero halinar digelar dengan suasana tegang. Raut wajah serius para petugas menandakan bahwa ini bukan sekadar simbolik. Ini adalah titik balik. Tak ada lagi ruang untuk kompromi.
“Saya tekankan untuk seluruh Petugas yang ada saat ini, agar secara bersama-sama berkomitmen menjadikan Rutan Kelas I Medan ini bersih dari handphone, pungutan liar, dan peredaran narkoba,” tegas Andi Surya dengan suara lantang yang menggema ke seluruh penjuru lapas.
Setelah deklarasi, suasana berubah lebih gelap dan intens. Puluhan handphone ilegal, alat makan tajam berbahan besi, serta peralatan masak seperti blender dan penanak nasi—semua hasil temuan razia selama enam bulan
terakhir—dihabisi dalam kobaran api. Suara gemeretak api yang melahap benda-benda terlarang itu seolah menjadi simbol pembakaran jaringan kegelapan di balik dinding penjara.
Namun, mimpi buruk belum selesai.Tiba-tiba, tanpa pemberitahuan, Kepala Rutan memerintahkan tes urine mendadak, menyasar 35 petugas dan 25 warga binaan. Wajah-wajah pucat,
keringat dingin, dan detak jantung yang berpacu menjadi pemandangan nyata saat jarum tes ditancapkan. Ini bukan hanya pengujian—ini penghakiman atas keterlibatan, atas kemungkinan pengkhianatan dari dalam.
Namun hasilnya mengejutkan. Tak satu pun dari mereka terbukti menggunakan narkoba. Sebuah kelegaan sekaligus peringatan: tidak ada tempat untuk berselindung. Tidak lagi.
“Saya sangat serius untuk menciptakan Rutan Kelas I Medan menjadi wilayah yang bersih dari narkoba. Ini bukan hanya slogan. Ini adalah pertempuran nyata,” tegas Andi Surya dengan nada dingin namun menggetarkan.
Dengan deklarasi ini, Rutan Kelas I Medan bukan hanya berkomitmen—mereka menyerang balik. Gelombang pembersihan ini menandai awal dari babak baru yang penuh ketegangan: antara terang dan gelap, disiplin dan pengkhianatan, hukum dan kebusukan.
Rutan ini tidak lagi sekadar tempat pembinaan. Kini ia menjadi medan pertempuran sunyi yang terus menyala, siang dan malam.
Ilham Tribuneindonesia.com