Wina Armada Sukardi: Jurnalis, Guru, dan Penjaga Marwah Pers

- Editor

Kamis, 3 Juli 2025 - 17:27

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA | TribuneIndonesia.com

3 Juli 2025 — Dunia pers Indonesia hari ini kehilangan salah satu tokoh terbaiknya. Seorang wartawan senior, pemikir hukum pers, pengajar penuh dedikasi, dan penulis yang tak pernah lelah—Wina Armada Sukardi—telah berpulang ke Rahmatullah pada pukul 15.59 WIB. Ia wafat setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif akibat serangan jantung.

Bang Wina, begitu banyak orang menyapanya, bukan hanya dikenal karena karya jurnalistik dan pemikirannya yang tajam. *Beliau adalah sosok yang rendah hati, bersahaja, dan sangat terbuka terhadap siapa pun yang ingin belajar, berbagi, atau sekadar berdiskusi.*

Saya mengenal almarhum secara pribadi. Tahun 2011, ketika mengikuti Training of Trainers (ToT) Ahli Pers Dewan Pers, beliau adalah salah satu penguji saya. Saya masih ingat *bagaimana cara beliau menyampaikan kritik—tajam tapi penuh kesadaran membangun.* Sebagai peserta, saya merasa diuji oleh *seseorang yang tidak hanya tahu teori, tapi telah menghidupi seluruh dinamika pers dengan sepenuh jiwa dan integritas.*

Namun, ada satu momen yang akan selalu saya kenang sebagai kehormatan pribadi sekaligus simbol kedekatan batin kami: Bang Wina mengirimkan langsung buku karyanya berjudul “Menjadi Ahli Dewan Pers” kepada saya di Pekanbaru, Riau. Sebuah hadiah yang tidak hanya bermakna simbolis, tetapi juga menjadi penyemangat bagi saya dalam meniti jalan sebagai insan pers dan pendidik di bidang jurnalistik. Buku itu bukan sekadar bacaan, tapi warisan pemikiran dan nilai.

Meski tidak pernah tercatat sebagai bagian dari struktur organisasi Pro Jurnalismedia Siber (PJS), Bang Wina hadir secara konsisten bersama kami. *Ia rajin mengirimkan rilis dan artikel kepada rekan-rekan wartawan PJS di berbagai daerah. Ia menyapa kami, berdiskusi melalui telepon atau pesan singkat, dan tak segan memberikan masukan yang membangun. Persahabatan itu bukan soal institusi, tetapi tentang kesamaan komitmen menjaga dan merawat martabat pers Indonesia.*

Baca Juga:  Tragedi di Danau Toba: Tiga Warga Samosir Tewas Tenggelam

Di mata PJS, Bang Wina adalah sosok panutan. _*Ia menjadi pengingat abadi bahwa profesi wartawan tak bisa dijalani setengah hati. Ia menjunjung tinggi independensi, keberimbangan, dan kemerdekaan pers—tiga pilar yang ia jaga hingga akhir hayat. Ia juga menjadi salah satu pemikir hukum pers yang berani menegaskan batas-batas etik, hukum, dan profesionalisme di tengah arus disinformasi dan tekanan kepentingan.*_

Karya-karyanya, mulai dari buku Wajah Hukum Pidana Pers, Hak Pribadi vs Kebebasan Pers, hingga Menjadi Ahli Dewan Pers, akan terus menjadi rujukan penting bagi siapa pun yang ingin memahami hakikat pers yang merdeka dan bertanggung jawab.

*Kehadiran Bang Wina dalam kehidupan kami di PJS, meski di luar struktur, tetap terasa kuat. Ia seolah menjadi jembatan antara generasi senior dan junior, antara idealisme dan kenyataan lapangan, antara hukum dan etika.*

_*Kini, beliau telah tiada. Namun nilai-nilai yang ia ajarkan akan terus kami bawa dalam setiap liputan, dalam setiap kalimat yang kami susun, dan dalam setiap upaya membangun pers yang sehat, berintegritas, dan independen.*_

*Selamat jalan, Bang Wina.*
_*Terima kasih untuk setiap tulisan, setiap nasihat, dan setiap momen yang kau bagi untuk kemajuan pers Indonesia.*_
*Engkau telah menunaikan tugasmu dengan sempurna.*

Keluarga Besar PJS

Mahmud Marhaba
(Ketua Umum)

Berita Terkait

Mayat Misterius di Pantai Pulau Sebesi Akhirnya Teridentifikasi, Polisi Serahkan ke Keluarga
Peduli Sesama, Ketua Umum Bhayangkari Salurkan Bantuan untuk Masyarakat Terdampak Banjir di Bali
TNI Gelar Patroli Malam Begal
Calon Keuchik Nomor Urut 3 Zulfikar Gelar Syukuran dan Santuni Anak Yatim
Calon Keuchik Nomor Urut 3 Zulfikar Santuni 50 Anak Yatim di Pulo Ara Geudong Tengoh
Organisasi 10 Pemuda dan Elemen Masyarakat Gelar Aksi di Polresta Aceh Tenggara
Pemerintahan Aceh Tengah Dinilai Tak Menghargai: Tuntutan Rakyat Terabaikan, Pemimpin Malah Sibuk Seremonial
Seruan Aksi Damai Gerakan Aceh Menggugat “Aceh Timur Tidak Dalam Baik- Baik Saja”
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 16 September 2025 - 17:32

Tangan Iblis di Salon Kecantikan, Handphone Raib Demi Sepiring Nasi

Selasa, 16 September 2025 - 12:54

Bea Cukai Langsa Bongkar Penyelundupan Motor Thailand Senilai Miliaran Rupiah

Senin, 15 September 2025 - 09:54

Remaja 15 Tahun Gasak Uang Puluhan Juta di Medan Polonia, Warga Dihantui Teror Pencurian

Senin, 15 September 2025 - 07:56

Polisi Ungkap Korupsi Bantuan Sapi di Lampung Selatan, Kerugian Negara Capai Rp277 Juta

Sabtu, 13 September 2025 - 17:54

Sungguh Biadab, Identitas Pelaku Video VCS di Aceh Tengah Terkuak: Diduga Masih Satu Kecamatan

Sabtu, 13 September 2025 - 04:54

Dua Pencuri Dihajar Massa, Motor Dibakar, Akhirnya Diserahkan ke Polisi

Kamis, 11 September 2025 - 00:38

Janji Manis Lolos Jaksa Berujung Pahit, Uang Rp600 Juta Hilang

Rabu, 10 September 2025 - 06:45

Polisi Tangkap Pelaku Pembakaran Rumah di Tanjung Morawa

Berita Terbaru

Pemerintahan dan Berita Daerah

Deli Serdang Dijaga dari Korupsi, KPK Beri Apresiasi Besar

Rabu, 17 Sep 2025 - 11:35

Pemerintahan dan Berita Daerah

Perburuan Sekda Deli Serdang Dimulai

Rabu, 17 Sep 2025 - 11:24

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x