Kota Langsa | TribuneIndonesia.com
10/05/2025, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Keumeuneng Kota Langsa kembali menjadi sorotan. Bukan karena prestasi baru atau inovasi pelayanan, melainkan karena satu masalah klasik yang tak kunjung tuntas, air keruh berwarna kuning yang terus mengalir dari keran pelanggan.
Nama “Tirta Keumeuneng” kini seolah menjadi cerminan kualitas air yang disalurkan ke rumah-rumah warga. Ironisnya, meski manajemen di tubuh PDAM telah berganti, air tetap sama: menguning.
Sudah beberapa kali pergantian direktur dilakukan dengan harapan adanya perbaikan pelayanan dan kualitas air. Namun, kenyataan di lapangan seolah menegaskan bahwa pergantian pucuk pimpinan tak selalu membawa perubahan berarti. Warga masih harus rela mandi, mencuci, hingga memasak dengan air yang jauh dari kata layak.
“Ganti direktur pun kalau air tetap seperti kopi susu, untuk apa?” keluh salah satu warga Gampong Tualang Teungoh, Langsa Kota.
Kondisi ini menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah akar masalahnya ada pada infrastruktur yang sudah usang, sistem pengolahan yang tak memadai, atau sekadar kurangnya keseriusan dari pihak terkait untuk benar-benar memperbaiki kualitas air?
Masyarakat tentu berharap, pergantian direktur bukan hanya sebatas rotasi jabatan, tapi menjadi momentum perubahan nyata. Air bersih adalah kebutuhan dasar, bukan kemewahan. Dan PDAM, sebagai penyedia layanan publik, punya tanggung jawab moral dan profesional untuk memenuhinya.
Kalau namanya Tirta Keumeuneng, jangan sampai masyarakat hanya mendapat kemuning-nya saja, tanpa tirta-nya yang sejati, air bersih dan sehat. (ct)