Sepotong Roti di Persimpangan Takdir Ketika Jalan Pintas Menuntun ke Lembah Hitam

- Editor

Senin, 30 Juni 2025 - 14:02

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Penulis Ilham Gondrong

Tribuneindonesia.com

Dari balik dinding kusam sebuah bangunan tua, tampak seorang pria berkulit hitam manis tengah tenggelam dalam lamunan panjang. Wajahnya datar, seolah tak peduli pada hiruk pikuk dunia luar. Ia larut dalam pikirannya, bermain-main dengan imaji dan kenangan yang mungkin hanya dia yang tahu.

Saat itu, langkah tergesa terdengar menghampiri. Seorang pria bernama Alex muncul, memanggil pria itu dengan nada penuh semangat.

“Romi! Romi!” serunya berulang-ulang.

Namun Romi tetap diam, tak tergoyahkan oleh suara dari dunia nyata. Ia masih betah di dunia sunyinya sendiri. Tak menyerah, Alex terus memanggil hingga akhirnya Romi perlahan beranjak dari tempat duduknya dan menghampirinya.

“Oh, kau rupanya Alex. Ada apa sampai kau mengusik ketenanganku?” tanya Romi datar.

Alex menarik napas dan mulai bicara dengan antusias, “Aku ingin mengenalkanmu pada bos tempatku bekerja. Kalau kau mau, kau bisa ikut. Ada pekerjaan, penghasilan tetap tiap bulan. Mau, Rom?”

Romi diam. Ia memegang janggut tipis di dagunya, berpikir sejenak sebelum menjawab tegas, “Tidak. Aku tak tertarik.”

Alex mencoba membujuk, bahkan merayunya dengan iming-iming kemewahan, kemudahan, dan kekuasaan. Namun Romi tetap teguh. Ia menolak dengan tenang tapi pasti.

“Baiklah,” ucap Alex akhirnya, separuh kesal, separuh menantang. “Suatu saat, ketika kau tak punya jalan lagi, kau akan mencariku. Kau akan datang, bersimpuh dan memohon padaku untuk menolongmu.”

Dengan yakin, Romi menjawab, “Itu tak akan pernah terjadi. Sekalipun dunia runtuh.”

Tahun-tahun pun berlalu. Hidup Romi berubah drastis. Nasibnya kini terpuruk. Ia jadi pribadi yang disisihkan, terbuang dari lingkungan, bahkan nyaris dilupakan. Kelaparan dan kesepian jadi teman setia. Badannya kurus kering, langkahnya tertatih lemah.

Di tengah keterpurukannya, muncul seorang pria tegap dengan pakaian mewah dan aroma tubuh yang wangi. Ia menghampiri Romi, membawa sepotong roti hangat.

Baca Juga:  Tiga Legenda Musik Batang Kuis Bersatu Kembali: Reuni Penuh Nostalgia dan Haru

“Kau lapar?” tanya pria itu sambil menatap Romi dalam-dalam.

Romi mengangguk, pelan, hampir tak bersuara. “Iya… aku lapar.”

“Ambillah roti ini. Tapi dengan satu syarat: ikut denganku dan temui bosku.”

Tanpa banyak berpikir, Romi mengangguk. Kelaparan telah melumpuhkan logikanya.

Setibanya di sebuah rumah mewah, Romi terkesima. Kristal menggantung di langit-langit, kilauan emas dan furnitur megah menyambut matanya. Di sana, seorang pria kecil berwibawa menyambutnya dengan senyum dingin.

“Hai, pemuda compang-camping. Kau adalah pilihanku. Jika kau setuju bekerja denganku, dunia ini akan kau genggam. Apa pun yang kau inginkan akan menjadi milikmu,” ujar pria itu.

Romi, dalam keputusasaannya, mengangguk setuju.

“Makanlah roti ini,” perintah pria itu, “dan sejak saat itu, kau menjadi milik kami.”

Dan benar, sejak hari itu hidup Romi berubah total. Ia hidup dalam kemewahan. Uang, kuasa, dan popularitas jadi makanan sehari-hari. Tapi bersamaan dengan itu, ia pun tenggelam dalam propaganda, tipu daya, dan dosa. Lapangan kemaksiatan ia buka lebar. Ia jadi dalang pengkhianatan, menyebar luka demi lukahingga akhirnya ia terjerumus ke dalam Lembah Hitam.

Namun, sehebat apa pun kegelapan berkuasa, cahaya kebenaran selalu mencari jalannya. Segala kerusakan yang dibangun di atas dusta, pada akhirnya akan musnah ditelan cahaya kedamaian yang sejati. Kebenaran akan kembali menjadi tiang utama penegak keadilan.

Jangan remehkan hal kecil seperti sepotong roti, karena ketika pondasi nilai dan moral kita lemah, bahkan hal sesederhana itu bisa menghancurkan hidup. Namun bila pondasi kebenaran tertanam kuat dalam diri, bahkan segunung emas pun tak akan bisa menggoyahkan prinsip kita.

Jadilah manusia yang berpihak pada kebenaran. Karena dunia ini penuh jalan pintas, tapi hanya sedikit yang berani tetap berjalan di jalan yang benar

Oleh : Ilham Tribuneindonesia

Berita Terkait

Katak Memikul Kerbau, Kisah Persahabatan Tak Terduga di Tengah Hutan
Kepala Desa Terlis Diduga Mark-Up Dana Desa, Warga Desak APH Turun Tangan
Nasabah Keluhkan Layanan Teller Terbatas di BSI Pocut Baren Banda Aceh
Hari Bhayangkara ke-79: DPD PJS Aceh Puji Konsistensi Polri Jaga Keamanan Rakyat
Petani Aceh Timur Marah, Lahan Mereka Diduga Diserobot PT Nabati
MPC PP Kabupaten Aceh Tamiang tuntut SKK Migas serahkan pengelolaan WK EP Rantau kepada BPMA Aceh.
RSUD Muyang Kute Terancam Turun ke Tipe D “Pemerintah Diminta Tarik ASN Kompeten dan Evaluasi Manajemen”
Rokok dan Kopi Dua Kawan Setia Pembuka Cakrawala Imajinasi
Berita ini 33 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 08:46

Pemkab Pidie Jaya Kunjungi Pertamina Aceh Terkait Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg

Selasa, 1 Juli 2025 - 14:46

HRD Ikut Bahas Anggaran Bersama Menkeu, Gubernur BI dan Kepala Bappenas

Selasa, 1 Juli 2025 - 14:35

Tiga Tersangka Pencurian, Diserahkan Polsek Meureudu Polres Pidie Jaya ke Kejari

Selasa, 1 Juli 2025 - 12:43

Hari Bhayangkara ke-79 Polres Pidie Jaya, Komitmen Polri Presisi untuk Masyarakat

Selasa, 1 Juli 2025 - 10:54

JWI Turut Meriahkan Hari Bhayangkara ke-79 Bersama Polda Aceh

Selasa, 1 Juli 2025 - 10:04

PMI Pidie Jaya Akan Gelar Musyawarah Ke-IV Pendaftaran Calon Ketua Baru Telah dibuka

Selasa, 1 Juli 2025 - 07:26

Lagu Tareng-Tareng Kope Iringi Hari Perpisahan Kapolres Aceh Tengah Dengan Masyarakat

Selasa, 1 Juli 2025 - 03:30

Pimpin Upacara Hari Bhayangkara ke-79, Kapolda Sulteng Tegaskan Komitmen Polri untuk Masyarakat

Berita Terbaru

Pemerintahan dan Berita Daerah

Pemerintahan Batang Kuis. Evaluasi Kinerja dan Dorongan Percepatan Target PBB 2025

Rabu, 2 Jul 2025 - 06:48

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x