Aceh Timur | TribuneIndonesia.com
Proyek pembangunan jalan elak dan gedung kantor Bupati Aceh Timur kembali menjadi sorotan. Meski telah lama diberitakan media dan dikeluhkan masyarakat, hingga kini belum ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum (APH) di Aceh, khususnya di wilayah Aceh Timur.
Proyek jalan elak yang menghubungkan Kecamatan Peudawa dan Kecamatan Darul Ikhsan, serta pembangunan gedung kantor bupati, diduga mangkrak selama hampir delapan tahun. Kedua proyek ini disinyalir merugikan keuangan negara hingga miliaran rupiah. Ironisnya, sejumlah oknum pejabat dan mantan pejabat yang diduga terlibat, termasuk rekanan pelaksana, hingga kini seolah tak tersentuh hukum.
“Sudah cukup lama proyek ini mangkrak, ada sekitar delapan tahun. Tapi tidak jelas bagaimana kelanjutannya. Penegak hukum pun diam,” ujar seorang sumber anonim yang ditemui wartawan di lokasi proyek jalan elak, belum lama ini.
Lebih memprihatinkan, salah satu titik jalan elak kini dalam kondisi rusak parah. Longsor di kawasan perbukitan yang dikenal warga sebagai Bukit PKI mengakibatkan badan jalan terputus. Akibatnya, akses masyarakat terganggu dan kendaraan roda empat tak lagi bisa melintas.
“Jalan putus karena longsor saat musim hujan. Sekarang hanya motor yang bisa lewat. Padahal sebelumnya jalan ini cukup ramai dilalui warga,” keluh seorang warga setempat kepada tim investigasi media ini.
Sementara itu, pembangunan gedung kantor bupati Aceh Timur juga tak menunjukkan kejelasan. Meski telah berganti kepemimpinan daerah, bangunan yang diduga menyedot anggaran besar itu belum juga rampung dan tak kunjung ditempati. Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dan dinas terkait belum memberikan keterangan apa pun mengenai kelanjutan proyek tersebut.
Kondisi ini membuat masyarakat bingung sekaligus geram. Mereka mempertanyakan sikap diam aparat penegak hukum, termasuk pihak Kepolisian dan Kejaksaan di Aceh Timur.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari Kapolres Aceh Timur yang baru maupun institusi penegak hukum lainnya terkait dugaan mangkraknya proyek-proyek tersebut.
(Tim – Saipul Ismail SF)