Deli Serdang | TribuneIndonesia.com-Senin pagi 15 September 2025, Jalan Besar Tembung berubah menjadi lautan kendaraan yang terjebak dalam kemacetan panjang. Ribuan pengendara, baik pekerja maupun pelajar, terpaksa terlambat sampai di tujuan. Jalan utama yang seharusnya menjadi urat nadi pergerakan warga justru lumpuh total.
Yang lebih mengejutkan, di tengah kekacauan arus kendaraan itu, tak satu pun petugas kepolisian LaluLintas terlihat berjaga. Padahal biasanya titik rawan macet di kawasan ini selalu mendapat pengawasan ketat. Ketiadaan polisi Lalu Lintas membuat warga semakin geram.
“Heran kok Polisi Lalu Lintas nggak ada yang nampak untuk mengatur kemacetan, pada kemana mereka ya,” keluh Suheri Anto, warga Tembung yang terjebak di tengah kerumunan kendaraan dengan wajah kesal.
Pemandangan itu membuat banyak pengendara tak habis pikir. Mereka harus berjuang sendiri melawan padatnya arus lalu lintas tanpa bantuan pengatur jalan. Motor, mobil, angkot, dan truk saling serobot, membunyikan klakson panjang seakan melampiaskan rasa frustasi.
Kemacetan di kawasan Tembung memang bukan persoalan baru, namun kali ini kondisinya jauh lebih parah. Warga menilai situasi ini semakin tak terkendali karena absennya aparat di saat paling dibutuhkan. “Kalau begini terus, bagaimana nasib kami yang setiap hari lewat sini. Pagi selalu macet, tapi sekarang lebih parah karena tidak ada polisi yang mengatur,” tambah seorang pengendara lainnya.
Harapan masyarakat kini tertuju pada aparat kepolisian dan dinas perhubungan agar segera turun tangan. Mereka mendesak adanya penanganan serius supaya arus kendaraan kembali normal, terutama di jam-jam krusial ketika ribuan warga harus bergegas menuju tempat kerja dan sekolah. Jika tidak, Tembung akan terus menjadi titik neraka kemacetan yang setiap hari memerangkap warganya.
Ilham Gondrong















