Penulis : Ilham Gondrong
TribuneIndonesia.com
Cinta yang sejati tak hanya tumbuh dalam keheningan, tapi juga dalam riuhnya mimpi-mimpi yang dijalani bersama. Itulah yang dirasakan Ilham dan Ardiana, dua insan yang disatukan bukan hanya oleh rasa, tetapi juga oleh nada-nada kehidupan yang mereka rajut bersama.
Ilham, sang vokalis dan merangkap Gitaris dari NIGHT ANGEL, sebuah band lokal yang mulai mencuri perhatian dengan warna musiknya yang khas dan lirik-lirik penuh makna, bukan hanya menyalurkan bakat dan mimpinya di atas panggung. Di balik setiap lagu yang ia nyanyikan, ada sosok perempuan yang diam-diam menjadi kekuatan terbesarnya: Aridiana.
Menanti yang Terindah dari Seseorang yang Dicinta
“Aku selalu menantikan hal yang terindah darimu, yang sedang engkau siapkan untukku. Karena aku tahu, janjimu itu pasti,” ucap Ardiana suatu malam, saat mereka duduk di pinggir panggung usai Ilham tampil dalam sebuah konser kecil di taman kota. Kalimat itu bukan sekadar ungkapan, melainkan doa yang diam-diam tumbuh dalam hatinya sejak lama.
Ilham bukan sosok yang banyak bicara. Tapi lewat lagunya, lewat senyuman dan tatapannya saat melihat Ardiana di antara kerumunan penonton, semua perasaan itu tersampaikan. Tak ada janji manis berlebihan, namun ia membuktikan cintanya lewat tindakan yang tak pernah absen menjadikan Ardiana bagian dari setiap langkah perjuangannya.
Cinta dalam Setiap Nada
Sejak awal, Ardiana bukan hanya kekasih bagi Ilham. Ia adalah penonton setia di setiap latihan, manajer dadakan yang siap membawa air minum dan catatan lirik, juga pelipur lara ketika semangat mulai menurun. Ia hadir, tidak hanya sebagai penyemangat, tetapi sebagai rumah yang tak pernah gagal menenangkan.
Bagi Ilham, kehadiran Ardiana bagaikan irama lembut di balik dentuman drum dan distorsi gitar. Setiap kali ia melantunkan lagu cinta, sosok Aridiana lah yang mengisi setiap jeda dan kata. Bahkan, beberapa lagu yang diciptakannya bersama NIGHT ANGEL disebut-sebut terinspirasi dari perjalanan cinta mereka tentang harapan, kesetiaan, dan kerinduan yang tak pernah padam.
Janji yang Tak Perlu Diminta
Ardiana tidak pernah menuntut Ilham untuk selalu bersamanya. Ia tahu, cinta yang sejati tumbuh bukan karena lekatnya genggaman, tapi karena kuatnya kepercayaan. Dan Ilham membalas kepercayaan itu dengan hadirnya yang setia, dengan usahanya yang tak kenal lelah meraih mimpi, sambil tetap menggenggam hati Aridiana.
“Aku percaya, kamu sedang menyiapkan sesuatu yang terindah untukku. Aku tahu, janjimu itu pasti,” kata Ardiana lagi, saat Ilham bertanya apakah ia lelah menemani malam-malam yang panjang dan latihan yang tak pernah selesai.
Ia hanya menggeleng pelan dan tersenyum. Baginya, berjalan di sisi Ilham bukanlah beban. Itu adalah bagian dari cinta menjadi saksi sekaligus bagian dari proses panjang yang penuh cerita.
Cinta Itu Seperti Musik Tak Selalu Didengar, Tapi Selalu Terasa
Kini, nama NIGHT ANGEL semakin dikenal. Namun, bagi Ilham, pencapaian sejati bukan hanya sorak penonton atau panggung yang lebih besar. Pencapaian sejatinya adalah ketika ia bisa melihat Ardiana tersenyum dari balik panggung, masih berdiri di tempat yang sama seperti pertama kali menjadi rumah, menjadi semangat, menjadi lagu yang tak pernah usang.
Kisah Ilham dan Ardiana bukan sekadar cerita dua anak muda yang jatuh cinta. Ini adalah kisah tentang keyakinan dan penantian. Tentang janji yang tidak diucapkan, tapi selalu ditepati. Tentang seseorang yang diam-diam memelukmu lewat setiap irama yang ia ciptakan.
Karena cinta, pada akhirnya, adalah tentang menanti dengan setia. Dan seperti yang dikatakan Ardiana
“Aku tahu, janjimu itu pasti…”
Ilham TribuneIndonesia.com