Langsa | TribuneIndonesia.com
Janji manis petugas pemeliharaan tower TBS yang berada di jalan rel kereta api, Dusun Ujung Blang, Gampong Payabujok Seuleumak, Kecamatan Langsa Baro – dan dusun Manggis Gamping Tualang Teungoh kecamatan Langsa Kota – Kota Langsa, hingga kini tak kunjung ditepati. Warga setempat masih harus hidup berdampingan dengan suara desingan yang terus-menerus terdengar dari arah tower.
Keluhan ini telah disampaikan warga sejak beberapa waktu lalu. Bahkan, pertemuan antara penanggung jawab tower dan warga telah difasilitasi, disusul dengan kehadiran teknisi dari dua operator yang berbagi fasilitas di tower tersebut. Dalam pertemuan tersebut, salah satu teknisi operator bahkan telah mengakui sumber suara desingan yang menjadi sumber gangguan.
Namun sayangnya, pengakuan tinggal pengakuan. Janji untuk segera menghilangkan suara desingan yang dianggap mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga belum juga direalisasikan. Tidak hanya itu, janji untuk mengganti kerugian akibat dugaan dampak radiasi dari tower pun bernasib serupa, menggantung tanpa kepastian.
“Kami sudah capek dijanji-janjikan. Dari dulu katanya mau perbaiki suara bising dari tower, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan. Malam pun kami terganggu, anak-anak susah tidur,” ujar salah satu warga, yang meminta namanya tidak ditulis.
Menurut warga, suara desingan dari tower terdengar hampir sepanjang hari, dengan intensitas yang lebih mengganggu saat malam hari ketika suasana lingkungan lebih hening. Mereka khawatir, selain mengganggu kenyamanan, frekuensi suara tersebut juga bisa berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang.
Kondisi ini telah memicu keresahan warga yang berada disekitar tower. Beberapa warga bahkan telah melayangkan melaporkan ke dinas terkait dan kepada pihak desa, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tindakan konkret yang dilakukan oleh pihak pengelola tower.
Sikap abai ini memunculkan kekecewaan mendalam di kalangan warga. Mereka menilai, keberadaan tower seharusnya membawa manfaat, bukan justru menambah beban psikologis dan kesehatan masyarakat.
Warga kini berharap pemerintah kota dan instansi teknis lainnya segera turun tangan kembali. “Kami tidak menolak keberadaan tower, tapi kami menolak untuk terus hidup dalam kebisingan dan ketidakpastian,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Hingga saat ini, pihak pengelola tower belum memberikan keterangan resmi atas keterlambatan tindakan maupun penyelesaian masalah ini. (#)

















