Aceh Utara | Tribuneindonesia.com
Seunuddon, 28 Maret 2025. Sementara sebagian besar masyarakat Aceh Utara sibuk mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Fitri, suasana duka justru menyelimuti Dusun Rawang Itek, Desa Meunasah Sagoe. Di tengah hiruk pikuk persiapan hari raya, Badriah (70), seorang janda renta, kini terbaring lemah di rumah sakit, menderita luka bakar serius akibat kebakaran yang menghanguskan rumahnya pada Jumat dini hari pukul 00.49 WIB. Tragedi ini menyisakan duka mendalam, mengingatkan kita pada kerapuhan kehidupan dan pentingnya kepedulian sosial di tengah euforia hari raya.
Api yang diduga berasal dari bagian belakang rumahnya dengan cepat membesar dan melalap habis hampir seluruh bangunan. Bayangkan, di saat sebagian besar orang tengah sibuk mempersiapkan kue kering, baju baru, dan berbagai keperluan Lebaran, Badriah, seorang nenek renta yang tinggal sendirian, harus berjuang menyelamatkan diri dari amukan api yang ganas di tengah malam yang sunyi. Ia terbangun dari tidurnya karena kepanasan dan teriakan api yang menjilat dinding rumahnya. Senyum dan keceriaan Hari Raya Idul Fitri yang seharusnya dirasakan, tergantikan oleh kepanikan dan rasa sakit yang luar biasa. Ia berhasil meloloskan diri, namun dengan luka bakar serius yang membelit sekujur tubuhnya. Luka bakar tersebut tidak hanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam di hati dan pikirannya. Betapa kontrasnya suasana hati Badriah dengan suasana hati masyarakat yang tengah bergembira menyambut hari kemenangan.
Saat ini, Badriah dirawat di rumah sakit di Lhokseumawe. Kondisi Badriah hingga berita ini diturunkan masih belum sadarkan diri, menambah kepiluan atas tragedi yang menimpanya di tengah persiapan hari raya. Selain luka bakar yang serius, Badriah juga mengalami kehilangan harta benda yang cukup signifikan. Sepeda motor Honda Scoopy miliknya, hasil jerih payahnya selama ini, kini menjadi tumpukan besi yang tak bernyawa. Sebanyak 15 karung gabah padi hasil panennya, yang diharapkan dapat menopang kehidupannya selama beberapa bulan ke depan, kini berubah menjadi abu. Dapur rumahnya, tempat ia memasak dan menghidupi dirinya, kini hanya menyisakan puing-puing yang menghitam. Kerugian materiil ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Semua itu lenyap ditelan api, meninggalkan Badriah dalam kesendirian dan keputusasaan di tengah gegap gempita persiapan Hari Raya Idul Fitri.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian, namun satu unit mengalami keterlambatan sehingga memperparah kerusakan yang terjadi. Dua unit mobil pemadam kebakaran yang tiba lebih dulu berjibaku memadamkan api, namun Api telah berhasil menghancurkan sebagian besar rumah Badriah sebelum dapat dipadamkan sepenuhnya. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan kecepatan respon dalam penanggulangan kebakaran, serta perlunya peningkatan infrastruktur dan pelatihan petugas pemadam kebakaran.
Kehilangan rumah dan harta benda hanyalah sebagian kecil dari penderitaan Badriah. Yang lebih menyayat hati adalah kondisi psikologis Badriah yang terguncang hebat akibat kejadian ini. Ia tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi juga kehilangan rasa aman dan harapan akan masa depan, di tengah masyarakat yang tengah bergembira menyambut Hari Raya Idul Fitri. Badriah membutuhkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk materiil maupun moril, untuk dapat melewati masa sulit ini. Geuchik Meunasah Sagoe, Zakaria, menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini dan berharap agar Badriah dapat segera pulih dari luka-lukanya dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkannya untuk memulai kehidupan yang baru. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam mencegah kebakaran, serta perlunya empati dan kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang membutuhkan, di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Semoga musibah ini tidak terulang kembali
penulis: (Ampon Muda)