GOWI, AWDI, dan LIN Bersatu! Desak Bupati Pandeglang Bertanggung Jawab Soal Kasus Memalukan

- Editor

Selasa, 14 Oktober 2025 - 12:36

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PANDEGLANG|TribuneIndonesia.com 

Gelombang kekecewaan meletup di depan Kantor Bupati Pandeglang. Sejumlah awak media, organisasi wartawan, dan berbagai lembaga masyarakat mengaku geram dan kecewa berat atas sikap Bupati Pandeglang yang tidak merespons surat permohonan konferensi pers yang sudah jauh-jauh hari disampaikan secara resmi.

Konferensi pers tersebut sejatinya membahas dugaan beredarnya video mesum di dalam mobil yang menyeret nama oknum Kepala Desa di Kecamatan Munjul. Namun, hingga waktu yang dijadwalkan, tak satu pun perwakilan dari pihak Bupati maupun Pemerintah Kabupaten Pandeglang yang hadir untuk menemui rekan-rekan media, ormas, dan lembaga masyarakat yang menanti klarifikasi.

Ketiadaan tanggapan itu dinilai sebagai bentuk arogansi kekuasaan dan pembiaran terhadap keresahan publik. Sikap bungkam pemerintah daerah ini membuat para wartawan dan aktivis semakin murka. Selasa (14/10/2025).

“Kami bukan datang untuk mencari sensasi, tapi untuk menagih tanggung jawab moral seorang pemimpin,” ujar Reynold Kurniawan, Ketua GWI DPC Kabupaten Pandeglang dengan nada tegas.
“Surat resmi sudah kami masukkan sejak lama, namun sampai hari ini tidak ada tanggapan. Apakah Bupati menganggap masyarakat dan wartawan ini tak penting?” sambungnya.

Nada serupa disampaikan Jaka Somantri, Sekretaris Jenderal AWDI DPC Kabupaten Pandeglang, yang menilai diamnya Pemkab sebagai bentuk ketertutupan dan lemahnya komitmen terhadap keterbukaan informasi publik.

“Kasus asusila yang melibatkan oknum kepala desa itu bukan isu sepele. Ini sudah mencoreng nama Pandeglang. Tapi justru pemerintahnya bungkam, seolah tidak terjadi apa-apa. Kalau pemimpinnya diam, bagaimana rakyat bisa percaya?” ujarnya dengan nada kecewa.

Sementara itu, Rudi, pengurus KWRI Provinsi Banten, menyebut tindakan Pemkab Pandeglang merupakan cermin buruk dari pemerintahan yang antikritik.

Baca Juga:  Prof. Dr. H. M. Bahrudin Ajak Masyarakat Jaga Kondusivitas Pasca-Unjuk Rasa di Jakarta

“Bupati seharusnya tampil menjelaskan dan menegaskan sikap, bukan bersembunyi di balik tembok kekuasaan. Jangan sampai publik menilai, diamnya Pemkab adalah tanda pembiaran,” katanya lantang.

Dari unsur ormas, Dede Supriyadi, Sekretaris DPC PPBNI Satria Banten Kabupaten Pandeglang, menegaskan bahwa rakyat muak dengan pola komunikasi pemerintah yang tertutup.

“Kalau pejabat sudah tidak mampu melayani rakyat, jangan bertahan hanya demi jabatan. Pandeglang butuh pemimpin yang berani dan peka terhadap suara publik,” ucapnya keras.

Sementara A. Umaedi (Umek), Ketua LIN DPC Kabupaten Pandeglang, menyoroti hilangnya kepekaan moral seorang kepala daerah terhadap dinamika sosial di wilayahnya.

“Kalau sudah tidak bisa melayani rakyat, sebaiknya mundur saja jadi Bupati. Masih banyak yang siap berdiri di depan untuk memperbaiki Pandeglang ini,” ujarnya tegas.

Pernyataan paling keras datang dari Andi Irawan, aktivis Barisan Rakyat Anti Penindasan (BARA API).

“Kami akan layangkan surat aksi unjuk rasa dalam waktu dekat ke Kantor Bupati Pandeglang. Ini bukan gertakan, tapi bentuk kekecewaan nyata atas sikap pemerintah yang seolah menutup mata terhadap aib moral yang terjadi di bawah kekuasaannya,” ungkap Andi dengan nada geram.

Gabungan Organisasi Wartawan Indonesia (GOWI) yang di dalamnya tergabung GWI dan AWDI, bersama LIN, BARA API, KWRI, serta PPBNI Satria Banten bersepakat akan terus mengawal persoalan ini hingga mendapat tanggapan resmi dari Bupati Pandeglang.

Publik kini menanti  apakah Pemkab Pandeglang akan terus berlindung dalam diam, atau akhirnya berani tampil menjelaskan duduk perkara yang sudah mencoreng citra pemerintahan desa dan kepercayaan masyarakat.”(Tim/red)

Berita Terkait

*Kapolres Aceh Timur Hadiri Pelepasan dan Pemberangkatan Kafilah MTQ XXXVII
Viral! Otak Pengeroyokan dan Penganiayaan Jukir Menggunakan Sajam di Depok Diduga EVP PLN, “Terapkan UU Darurat
Bank Aceh Syariah Salurkan Zakat untuk 1.216 Mustahik Miskin Produktif di Aceh Tenggara
Aroma Penyimpangan di Proyek Rp781 Juta SDN Sukawaris 2 — Kepala Sekolah Bungkam, Baja Bekas Hilang Entah ke Mana!
ASN Rangkap Jabatan Bikin Heboh Cikeusik, Surat Mundur Tak Diterima, Wartawan Siap Turun!
Kasus ASN Jadi Ketua BUMDes Parungkokosan, Korwil Pendidikan Enggan Banyak Bicara — Aktivis Bara Api: Jangan Tutupi Fakta!
Arief Martha Rahadyan Dukung Penuh Pengembangan Bali Maritime Tourism Hub sebagai Proyek Strategis Nasional
Arief Martha Rahadyan: Penetapan 44 Kawasan Industri Bukti Keseriusan Pemerintah Bangun Ekonomi Merata
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:31

14 Aksi Demi Narkoba: Polsek Medan Baru Menguak Operasi Gelap Komplotan Begal Sadis

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:01

Ketegasan atau Formalitas ? Mengulik Proses Patsus Tiga Personel Polda Sumut Pasca Tabrakan di depan Tiger Club

Kamis, 30 Oktober 2025 - 18:42

Saat Seragam Ternoda di Jalan Merak Jingga: Polda Sumut Uji Integritas di Tengah Sorotan Publik

Kamis, 30 Oktober 2025 - 16:18

Pungli Parkir Siantar Cerminkan Lemahnya Pengawasan Dishub Siantar

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:54

Sinergi Damai di Kota Pelabuhan, Bitung Siapkan Perayaan Lintas Agama Desember 2025

Kamis, 30 Oktober 2025 - 12:01

Personel BNN Pidie Jaya Raih Tiket Umrah Gratis dari Kapolda Aceh

Kamis, 30 Oktober 2025 - 09:33

Desain Siap Bangun Pemko Medan: Terobosan Inovatif atau Sekedar Prototipe di Sistem ?

Kamis, 30 Oktober 2025 - 06:06

​Perkuat Citra “Polisi Humanis”, Polres Bitung Sumbang Darah di Momen Hari Jadi Humas Polri

Berita Terbaru