Langsa | TribuneIndonesia.com
Aksi bak film laga terjadi di Aceh Tamiang. Tim Bea Cukai Langsa harus berjibaku melakukan pengejaran sejauh 35 kilometer, menembus jalan berlumpur dan kebun sawit, demi menggagalkan upaya penyelundupan sepeda motor dan sparepart asal Thailand yang nilainya ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Kepala KPPBC TMP C Langsa, Dwi Harmawanto, menjelaskan operasi bermula pada Sabtu, 13 September 2025. Masyarakat melaporkan adanya penyelundupan barang dari Thailand melalui jalur laut Seruway menuju Sumatera Utara. Informasi ini langsung ditindaklanjuti dengan analisis intelijen dan patroli ketat di jalur lintas Medan–Banda Aceh.
Pada 14 September 2025, pukul 18.00 WIB, sebuah truk Mitsubishi Colt Diesel berwarna biru-kuning melintas dengan kecepatan tinggi. Saat diperintahkan berhenti, sopir justru tancap gas, mencoba menerobos ke arah Trenggulun.
“Pengemudi melarikan diri, bahkan nekat masuk ke jalur kebun sawit untuk menghindari pemeriksaan,” ungkap Dwi.
Dalam kejar-kejaran itu, satu mobil petugas terperosok ke parit. Namun tim lain tidak menyerah. Pengejaran terus berlangsung lebih dari satu jam, melewati jalan rusak, gelap, dan berlumpur.
Di Bandar Setia, Aceh Tamiang, truk akhirnya ditemukan terparkir tanpa sopir. Saat digeledah, petugas menemukan:
- 8 unit sepeda motor berbagai merek dengan plat nomor beraksara Thailand.
- 20 koli sparepart motor.
- Truk beserta plat nomor cadangan yang diduga dipakai untuk mengelabui aparat.
Seluruh barang bukti langsung diamankan ke KPPBC TMP C Langsa. Sementara pelaku utama masih dalam pengejaran.
Menurut Dwi Harmawanto, kasus ini menjadi bukti nyata komitmen Bea Cukai Langsa dalam melindungi rakyat dari maraknya barang ilegal.
“Operasi ini bukan sekadar penindakan, tapi upaya menjaga ekonomi nasional. Bea Cukai berdiri sebagai pelindung masyarakat dari arus barang ilegal yang merugikan negara,” tegasnya, Selasa (16/9/2025).
Ia juga menegaskan, predikat Zona Integritas WBBM yang disandang Bea Cukai Langsa akan dijaga dengan kerja nyata di lapangan.
Dwi mengapresiasi laporan warga yang menjadi titik awal terbongkarnya penyelundupan ini.
“Informasi masyarakat sangat vital. Tanpa laporan, penyelundup bisa leluasa. Kami harap warga terus bersinergi dengan aparat untuk menjaga Aceh dari barang ilegal,” pungkasnya. (CT075)