Tondano,Sulut|Tribuneindonesia.com
Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Polri Satuan Tugas Wilayah (Satgawil) Sulawesi Utara memperkuat lini pertahanan ideologi di kalangan pelajar, Sabtu (29/11/25).
Bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tondano, tim dari Densus 88 AT menggelar sesi sosialisasi komprehensif pada Jumat, (28/11), pukul 10.00 WITA.
Diketahui, kegiatan pencegahan dini ini merupakan bagian dari strategi Densus 88 dalam menanggulangi potensi ancaman sosial dan bibit-bibit radikalisme yang rentan menyasar generasi muda.
Fokus utama sosialisasi disajikan melalui tiga pilar materi krusial: menanggulangi bahaya bullying, mencegah menyebarnya paham intoleransi, serta upaya nyata menangkal penetrasi ideologi radikal.
Sementara itu, Tim Identifikasi dan Sosialisasi/Pencegahan (Idensos/Pencegahan) Densus 88 AT POLRI Satgawil Sulut dipimpin langsung Kompol Irfan Umar.
Dalam pemaparannya, Kompol Irfan Umar secara tegas menyoroti keterkaitan antara kekerasan verbal atau fisik di sekolah dengan tumbuhnya benih-benih ekstremisme. Ia mengingatkan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang steril dari diskriminasi.
”Intoleransi dan radikalisme seringkali berakar dari ketidakmampuan menerima perbedaan. Bullying adalah wujud kekerasan yang paling dekat dengan siswa, dan bisa menjadi jembatan bagi paham yang lebih berbahaya,”
ujar Kompol Irfan Umar. Ia menekankan bahwa keberagaman suku, agama, dan pandangan di Indonesia adalah aset, bukan alat untuk memecah-belah atau melakukan penindasan.
Selain itu, kolaborasi strategis antara jajaran Densus 88 AT dan manajemen SMK Negeri 1 Tondano ini disambut dengan antusiasme tinggi.
Seluruh siswa/i memenuhi aula, menunjukkan keseriusan mereka dalam menyerap materi yang disampaikan. Interaksi aktif terlihat jelas sepanjang sesi, di mana para pelajar tampak kritis menyimak setiap poin.
Puncak dari kegiatan ini ditandai dengan sesi tanya jawab yang hidup. Banyak siswa yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan tajam dan praktis mengenai cara-cara efektif menghentikan bullying serta langkah nyata yang bisa mereka ambil sebagai agen pencegah radikalisme di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Kepala Sekolah SMKN 1 Tondano, melalui keterangannya, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif tersebut.
“Edukasi karakter seperti ini sangat fundamental. Kami ingin mencetak lulusan yang tidak hanya unggul akademis, tetapi juga memiliki fondasi moral kuat, menjunjung tinggi semangat toleransi, dan siap menjadi pionir perdamaian,”
tutupnya.
Sosialisasi ini diakhiri dengan ikrar bersama dari perwakilan siswa, yang secara lantang menyampaikan komitmen melalui ajakan: “Budayakan Toleransi, Hentikan Bully, dan Tangkal Radikalisme!”
Inisiatif ini diharapkan mampu menjadikan pelajar SMKN 1 Tondano sebagai model lingkungan sekolah yang harmonis, damai, dan memiliki benteng pertahanan ideologi yang kokoh. (Talia)

















