Aceh | TRIBUNEIndonesia.com
Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Aceh menyoroti maraknya kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di sejumlah sekolah. Sekretaris KAKI Aceh, Purn TNI Zulsyafri, meminta pemerintah mengevaluasi serius program tersebut, bahkan mengusulkan agar MBG diganti dengan bantuan uang tunai langsung kepada orang tua murid.
Menurut Zulsyafri, banyak laporan dan video viral yang menunjukkan siswa harus dilarikan ke rumah sakit akibat diduga keracunan makanan MBG. Di beberapa wilayah Aceh, bahkan ditemukan makanan basi hingga berbelatung. Kondisi ini dinilai sebagai bukti lemahnya pengawasan dan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) di lapangan.
> “Kita menyoroti SOP Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak dijalankan dengan baik. Dapur MBG rata-rata menyiapkan bahan baku sejak pukul 23.00, dimasak dan dibungkus pukul 06.00 pagi, tapi baru dihidangkan sekitar pukul 11.00-12.00 siang. Risiko makanan terkontaminasi bakteri jelas sangat tinggi,” tegas Zulsyafri.
Ia menambahkan, pola distribusi yang berjalan saat ini tidak efektif menjaga kualitas makanan. Karena itu, KAKI Aceh mendorong pemerintah untuk mencari pola baru yang lebih aman. Salah satu opsi yang diusulkan adalah mengganti MBG dengan bantuan uang tunai kepada orang tua siswa, agar mereka bisa menyiapkan makanan bergizi langsung untuk anak-anaknya.
> “Kami sangat mendukung program pemerintah dalam pemenuhan gizi anak bangsa. Namun, melihat kondisi di lapangan, sebaiknya pemerintah pusat mempertimbangkan mengganti MBG menjadi uang dengan nilai setara. Dengan begitu, orang tua bisa memastikan anak-anak mereka mendapat asupan bergizi yang aman dan layak,” tutup Zulsyafri




 
					






 
						 
						 
						 
						 
						



