Bitung, Sulut – Tribuneindonesia.com,
Seorang penumpang kapal dengan inisial KT baru-baru ini mengeluhkan ketidakadilan pelayanan makanan selama perjalanan laut dari Ternate ke Bitung menggunakan Kapal Narlente Woba. Padahal, seluruh penumpang membayar tarif yang sama, hanya pengendara truk yang mendapat fasilitas konsumsi. Selasa (05/08/25).
KT menuturkan, perjalanan yang memakan waktu sekitar 12 jam itu sama sekali tidak menyediakan makanan atau camilan bagi penumpang biasa. Sementara itu, penumpang yang membawa kendaraan besar justru dilayani dengan makan dan minum.
“Kami semua membayar tiket sebesar Rp186.000, tapi hanya sopir truk yang dapat makan. Penumpang biasa, termasuk ibu-ibu dan anak-anak, tidak dapat apa-apa,”
ujar KT dengan nada kesal, yang sudah kali ke dua menaiki kapal tersebut.
Dirinya sempat mempertanyakan kebijakan tersebut kepada kru kapal. Namun, jawaban yang diterimanya justru semakin mengecewakan.
“Kata mereka, memang hanya penumpang truk yang berhak dapat makanan. Ini jelas tidak adil,”
tambahnya.
Tanpa persiapan bekal memadai, penumpang terpaksa membeli makanan di kantin kapal. KT mengaku keberatan karena ia berangkat dengan uang pas-pasan.
“Saya sudah tidak punya sisa uang untuk beli makanan selama perjalanan,”
keluhnya.

Lebih lanjut, KT membandingkan pelayanan kapal swasta dengan kapal pemerintah. Menurutnya, sebagai badan usaha milik negara (BUMN), ASDP seharusnya memberikan pelayanan yang setara kepada seluruh penumpang.
“Ini kan kapal ASDP, seharusnya ada jatah makan minimal makanan ringan. Kalau durasinya 2-3 jam mungkin tidak masalah, tapi ini 12 jam. Sangat melelahkan,”
tegasnya.
Kapal Narlente Woba berangkat dari Pelabuhan Ternate pukul 03.00 WITA dan tiba di Bitung sekitar pukul 18.00 WITA. Selama 15 jam di laut, penumpang biasa harus bertahan tanpa asupan memadai.
KT berharap, ASDP sebagai operator kapal pemerintah dapat memperbaiki layanan ini.
“Penumpang butuh perhatian lebih, terutama dalam hal konsumsi selama perjalanan panjang,”
ujarnya.
Diketahui, ASDP Indonesia Ferry merupakan BUMN yang bergerak di bidang angkutan laut dan penyeberangan. Perusahaan ini bertanggung jawab mengelola sejumlah pelabuhan dan kapal feri yang berada di wilayah Indonesia.
Dengan adanya keluhan ini, publik berharap ada evaluasi menyeluruh untuk memastikan kenyamanan dan keadilan pelayanan bagi seluruh penumpang kapal. (Kiti)
















