Batang Kuis I TribuneIndonesia.com
Masjid bukan sekadar bangunan tempat sujud dan rukuk. Ia adalah jantung peradaban umat Islam, tempat ruhani dibasuh, hati ditenangkan, dan harapan ditumbuhkan. Di tengah hiruk-pikuk zaman yang terus berubah, sebuah masjid tua di Batang Kuis, Masjid Baitul Quddus, kembali menyala terang dengan semangat baru.
Didirikan sejak tahun 1970 di tengah perkebunan PTP X, Masjid Baitul Quddus telah menjadi saksi bisu perjalanan spiritual umat Islam di daerah tersebut. Namun kini, banyak masjid berdiri megah di Batang Kuis, tetapi sepi dari jamaah. Hanya dinding-dinding indah yang berdiri, namun ruh keberkahan seakan menjauh.

Hal inilah yang menggugah hati Ustad M. Saad, salah satu tokoh agama di Batang Kuis. Dengan mata berkaca-kaca, ia meluncurkan program “Gerbang Surga”, sebuah gerakan spiritual yang mengajak umat untuk kembali memakmurkan masjid—khususnya sholat berjamaah, terutama Shubuh.
“Saya berharap kepada Allah SWT, semoga seluruh masjid di Indonesia ini kembali ramai oleh jamaah,” ujar Ustad Saad. “Ketika umat Islam kembali ke masjid, setan akan tunduk. Jika sholat Subuh seramai sholat Jumat, maka orang-orang Yahudi akan bertekuk lutut di hadapan kekuatan umat, dan Baitul Maqdis akan kembali ke pangkuan Islam.”
Program Gerbang Surga tak hanya sekadar ajakan, tetapi gerakan nyata untuk membangkitkan semangat dakwah dan ukhuwah Islamiyah. Dari Masjid Baitul Quddus, seruan ini menggema: mari kembali ke rumah Allah. Dari sinilah kebangkitan itu dimulai.
Semoga air mata keprihatinan ini menjadi hujan berkah, dan Masjid kembali menjadi pelita di tengah kegelapan zaman. Karena dari masjidlah, surga kita buka bersama.
Ilham Trubuneindonesia.com

















