Deliserdang | Tribuneindonesia.com
Ratusan warga Batangkuis, Kabupaten Deliserdang, tumpah ruah di depan Klinik Ganesha, Kamis (8/5/2025), menyuarakan satu suara: mendukung penuh agar klinik tersebut tetap beroperasi. Aksi damai yang didominasi para ibu rumah tangga ini berlangsung tertib, penuh harapan, dan menggugah hati.
Dengan membentangkan spanduk dan membawa poster bertuliskan “Selamatkan Klinik Ganesha” dan “Kami Butuh Dokter Ganesha”, warga menyampaikan rasa terima kasih dan kekhawatiran mereka terhadap isu penutupan klinik yang telah menjadi andalan masyarakat kecil selama 15 tahun terakhir.
Klinik yang beralamat di Jalan H. Halal No. 104, Batangkuis Kota, Kecamatan Batangkuis itu, disebut telah menjadi tempat berobat pilihan warga miskin yang tak mampu membayar mahal untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.
“Kami ke sini bukan karena disuruh atau dibayar, ini dari hati nurani. Klinik Ganesha sudah seperti rumah kami saat sakit. Kalau tak mampu bayar, kami bisa utang. Di tempat lain, mana ada begitu,” kata Pida (47), warga Desa Bintang Merah yang menjadi juru bicara spontan dalam aksi tersebut.
Menurut Pida, keresahan warga muncul setelah beredar kabar bahwa ada sekelompok orang yang mempertanyakan legalitas operasional klinik, bahkan menyarankan agar klinik ditutup karena dianggap tak memiliki izin.
“Kalau memang ada kekurangan, ya dibina, bukan dibinasakan. Kami rakyat kecil ini makin susah kalau Klinik Ganesha tutup. Jangan tambah penderitaan kami,” ujarnya.
Beti (50), warga lainnya, menyuarakan pengalaman pribadinya yang menggambarkan betapa klinik tersebut menjadi harapan terakhir banyak orang.
“Di sini kami bisa berobat walau belum ada uang. Anak saya pernah dirawat, tak ditanya soal biaya. Mereka bantu dengan hati, bukan sekadar bisnis,” ujar Beti dengan mata berkaca-kaca.
Riati Br Purba (53), bahkan datang dari Berastagi, Kabupaten Karo, hanya untuk memberikan dukungan. Ia menyebut Klinik Ganesha sebagai tempat pengobatan yang cocok, bahkan dikenal hingga luar negeri.
“Warga Malaysia juga ada yang pernah berobat ke sini. Ini bukan klinik sembarangan. Pelayanannya bagus dan menyentuh hati,” katanya.
Pihak Klinik: Fokus pada Pelayanan, Bukan Polemik
Di tempat terpisah, dr A. Naderajen MD — yang akrab disapa dr Ganesha — menanggapi aksi warga dengan penuh haru dan tanggung jawab. Didampingi tim hukum dari Bambang Indra Gunawan, SH, MH, dan Dr. Parameshwara, SH, MH, ia menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat.
“Saya hanya dokter. Tugas saya mengobati. Saya tidak ingin memperdebatkan hal-hal teknis di luar keahlian saya, tapi saya percaya semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Jangan sampai masyarakat jadi korban,” tegasnya.
Mengenai isu izin, dr Ganesha menegaskan bahwa proses administratif sudah berjalan dan akan terus dipenuhi sesuai ketentuan yang berlaku.
“Kalau memang ada kekurangan secara administratif, kami siap memperbaiki. Tapi mohon beri waktu dan ruang untuk tetap melayani. Karena di sini, banyak nyawa bergantung,” ucapnya dengan nada tenang namun penuh makna.
Harapan untuk Pemerintah dan Pemangku Kebijakan
Aksi warga ini menjadi sinyal bagi pemerintah daerah dan pihak terkait untuk meninjau kembali pendekatan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat, terutama bagi kalangan kurang mampu.
Warga berharap agar solusi yang diambil tidak mengorbankan klinik yang sudah terbukti memberikan kontribusi nyata bagi masyarakatmasyaraka
“Kami rakyat kecil bukan tidak paham aturan. Tapi tolong, hukum dan kebijakan juga harus punya rasa. Klinik Ganesha bukan cuma tempat berobat, tapi tempat bergantung saat tak ada harapan,” tutup Pida mewakili warga.(ilham Tribuneindonesia.com)