Mengungkap Jejak Penghianatan Klan Ba’Alwi Terhadap Indonesia

- Editor

Rabu, 9 April 2025 - 04:21

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Tribuneindonesia.com

Sejarah bukan sekadar catatan masa lalu—ia adalah kompas yang mengarahkan bangsa agar tidak jatuh ke lubang yang sama. Di balik narasi yang selama ini dimuliakan, tersembunyi catatan kelam tentang peran sejumlah tokoh dari kalangan imigran Hadrami, khususnya klan Ba’alwi, yang berulang kali menunjukkan sikap kontra terhadap perjuangan rakyat Indonesia.

Berikut adalah rangkaian peristiwa historis penting yang perlu menjadi bahan perenungan bersama:

*1. 1825: Pengkhianatan terhadap Pangeran Diponegoro*

Habib Ibrahim Ba’abud membujuk Pangeran Diponegoro untuk memenuhi undangan Jenderal De Kock. Akibatnya, sang pahlawan nasional ditangkap dan diasingkan. Sebuah pengkhianatan besar terhadap perjuangan melawan kolonialisme.

*2. 1888: Fatwa Sesat terhadap Ulama Banten*

Habib Utsman bin Yahya, setelah berdiskusi dengan Snouck Hurgronje dan Van den Berg—dua tokoh kolonial Belanda—mengeluarkan fatwa “bughot” terhadap para kiai dan santri Banten. Fatwa ini membuka jalan bagi pembantaian besar-besaran oleh pasukan Belanda terhadap ulama dan umat Islam.

*3. 1928: Lahirnya Rabithah Alawiyah*

Rabithah Alawiyah dibentuk oleh Belanda untuk menyaingi pengaruh Nahdlatul Ulama (NU) yang berdiri pada 1926. Organisasi ini menjadi alat kolonial untuk memecah belah umat dan mengontrol pesantren lewat infiltrasi tokoh-tokoh Ba’alwi.

*4. 1948: Muso dan Republik Soviet Indonesia*

Muso (Habib Musa Almunawar) memimpin pemberontakan PKI di Madiun dan mendeklarasikan Negara Republik Soviet Indonesia. Dalam pemberontakan ini, ribuan kiai dan santri menjadi korban kekejaman.

*5. 1949: Habib Hamid Alqodri, Ajudan Ratu Belanda*

Sultan Pontianak, Habib Hamid Alqodri, justru menerima medali kehormatan dari Ratu Wilhelmina dan diangkat sebagai ajudan resmi Belanda, saat rakyat Indonesia sedang berjibaku melawan agresi militer Belanda II.

Baca Juga:  Layanan Petugas Kantor Layanan Pajak Pratama kota Langsa Mengecewakan

*6. 1965: D.N. Aidit alias Habib Muhammad Alaidid*

Pemimpin PKI ini menjadi arsitek G30S/PKI, yang menyebabkan terbunuhnya para jenderal dan meletusnya tragedi kemanusiaan berskala nasional.

*7. 1965: Tragedi di Kalimantan*

Habib Sofyan Baraghbah dan Habib Fahrul Baraghbah disebut-sebut terlibat dalam pembantaian ribuan ulama dan santri di Kalimantan, dalam konteks konflik pasca-G30S.

*8. 1985: Pengeboman Candi Borobudur*

Habib Husein Alhabsyi, Habib Abdul Qadir Alhabsyi, bersama Habib Muhammad Aljawad dan Habib Ahmad Muladawilah melakukan pengeboman Candi Borobudur—monumen warisan budaya dunia—yang mencederai persatuan bangsa.

*9. 1998: Lahirnya FPI dari PAM Swakarsa*

Habib Rizieq Shihab ditunjuk oleh Wiranto atas perintah Soeharto sebagai Ketua PAM Swakarsa—pasukan sipil yang dikerahkan untuk menghadang demonstrasi mahasiswa. Pelantikan dilakukan di Masjid Istiqlal dan menjadi cikal bakal terbentuknya FPI.

*Kesimpulan: Saatnya Bangkit dan Sadar Sejarah*

Serangkaian peristiwa di atas membuktikan bahwa sebagian tokoh Ba’alwi bukan hanya tidak berpihak kepada perjuangan bangsa, tetapi justru berperan sebagai perpanjangan tangan penjajah dan kekuatan destruktif terhadap keutuhan NKRI.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau belajar dari sejarahnya. Bukan untuk dendam, tetapi untuk membangun kesadaran kolektif bahwa tidak semua yang tampil “alim” adalah kawan. Sudah saatnya kita berhenti menelan sejarah palsu dan mulai merawat kebenaran sejarah agar generasi mendatang tidak hidup dalam kebohongan yang diwariskan.(***)

 

 

Berita Terkait

Jalan Rusak dan Lampu Padam Tak Ditangani, LSM Geber Desak Bupati Tegur Camat dan Kades Klambir Lima Kampung
Teuku Rasyidin: Pusat Jangan Cari Masalah dengan Aceh
Kapolres Aceh Timur Imbau Warga Waspada Kebakaran
Koperasi Desa Merah Putih Siap Melaju: Pemerintah Gandeng Danantara dan Himbara sebagai Motor Pendanaan
Kondominium Hotel Danau Toba Dilalap Si Jago Merah, Langit Medan Diselimuti Asap Tebal
HRD Ajak Semua Pihak Bersatu, Dukung Pemerintah Aceh Kembalikan empat pulau di Aceh
Imum Chik Mesjid Agung, Peusijuk Toko Banna Jambo Bangunan dan Warnai Santunan Anak Yatim
Bumbu Masakan Khas Aceh” Pusaka Indatu” Jl.Banda Aceh-Medan Keude Lampoh Saka
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 31 Mei 2025 - 18:52

SPRI Sulut Soroti Rekomendasi BPK RI soal Kerja Sama Media Massa

Sabtu, 31 Mei 2025 - 14:34

Ketua AWNI Subulussalam Dituding Tak Netral, Sejumlah Wartawan Soroti Dugaan Pembelaan Berlebihan terhadap Pemerintah Desa

Sabtu, 31 Mei 2025 - 14:25

Diduga Peras Kepala Sekola, Tiga Oknum Mengaku Wartawan Diamankan

Sabtu, 31 Mei 2025 - 14:16

Komite Anti Korupsi Indonesia Desak Pemerintah Aceh Copot Direktur RSUDZA

Sabtu, 31 Mei 2025 - 11:32

Pemerintah Pusat Jangan Melukai Masyarakat Aceh Karena Kepentingan Pihak Tertentu.

Jumat, 30 Mei 2025 - 13:47

Klarifikasi Pj Kepala Desa Mendilam Dinilai Tendenius, Warga Minta Media A1News Bersikap Netral

Jumat, 30 Mei 2025 - 03:51

Syamsul Bahri Ketua GWI Banten kecam oknum Pelaksana Proyek Di Kampung Bayur Desa Kresek Yang Intimidasi Jurnalis.

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:08

Marhaba: Usai Dilantik, Endang Sunaryo Resmi Pimpin DPC PJS Rohul

Berita Terbaru

TNI dan Polri

Komsos Kunci Utama Keberhasilan Pembinaan Teritorial

Minggu, 1 Jun 2025 - 00:57

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x