Pidie|Tribuneindonesia.com
Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Pidie, Drh.Fazli, M.Si bertindak selaku khatib di Mesjid Jamik Attaibin Ceureih Kemukiman Aree,Jumat (28/3/2025).
Dalam khutbah singkatnya,Khatib mengajak kaum muslimin jamaah jumat dalam momentum bulan Ramadhan meningkatkan ibadah,semoga mendapat kan title orang-orang yang bertaqwa.
Khatib,Tgk.Fazli mengajak umat muslim,khususnya masyarakat Pidie untuk terus berupaya menciptakan generasi muda yang multi talenta dengan landasan keislaman yang kuat,mulai sejak jenjang Sekolah Dasar (SD), anak-anak Aceh diharapkan sudah mampu membaca Al-Qur’an dan hafal Juzz Amma.
Setelah menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP),kita berharap sudah dapat menghafal 10 juz, kemudian di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) menambah hafalan 10 juz lagi, dan akhirnya saat kuliah mampu menghafal keseluruhan 30 Juz,”pintanya
Program ini,juga pernah di usulkan kepada Bupati Pidie Sarjani Abdullah melalui wakilnya Irawan,tempo dulu saat beliau menjabat,dan Alhamdulillah dengan terpilih nya Abu Sarjani di periode ini,sehingga lanjutan nya mendapat respon positif dengan program ONE DAY ONE AYAT yang pernah louching di SDN Boh Itek ( SDN 3 Beureunuen),”ungkapnya
Semoga dari ide kecil itu akan menjadikan pendidikan Aceh Islami dan diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai Serambi Mekah serta mencetak generasi yang unggul dalam berbagai bidang,”ujar Khatib
Lanjutnya,tokoh dan masyarakat Aceh,pastinya juga mengimpikan,semoga di Pidie melahirkan generasi yang tidak hanya berprestasi dalam akademik dan profesionalisme, tetapi juga memiliki kapasitas keagamaan yang mumpuni.
Misalnya,seorang dokter juga bisa berkhutbah, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bisa menjadi muazin, pejabat mampu menjadi penceramah, serta pengusaha bisa berperan sebagai imam.
Tgk Fazli mengatakan,mewujudkan visi ini bukanlah sesuatu yang mustahil,dengan komitmen kuat dari semua pihak, terutama pemerintah sebagai pemegang kebijakan, Aceh bisa membangun sistem pendidikan berbasis syariah yang lebih terstruktur.
Langkah konkret yang dapat diambil antara lain adalah menerapkan kurikulum lokal berbasis Islami, merekrut guru-guru yang memiliki kompetensi keagamaan yang baik, serta memastikan setiap tenaga pengajar mampu membaca Al-Qur’an, menjadi imam, dan berpidato dengan baik. Selain itu setiap sekolah sebelum pelajaran pertama dilakukan, siswa harus mengaji (membaca Al Qur’an, 10 menit saja).