Kuala Simpang | TribuneIndonesia.com
Menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, pasar tradisional di Kabupaten Aceh Tamiang dipadati pengunjung. Namun, suasana belanja warga kali ini dibayangi kegelisahan akibat lonjakan harga sejumlah komoditas, terutama cabai.
Berdasarkan pantauan Tribune Indonesia pada Jumat (5/9/2025) pagi di Pasar Kota Kuala Simpang, harga cabai merah yang sebelumnya dijual Rp40.000 melonjak menjadi Rp70.000 per kilogram. Cabai rawit ikut terdongkrak dari Rp45.000 menjadi Rp60.000 per kilogram, sementara cabai hijau naik dari Rp25.000 menjadi Rp42.000 per kilogram.
Samsul, pedagang cabai di kawasan tersebut, mengungkapkan kenaikan harga dipicu pasokan yang tidak stabil. “Musim hujan membuat panen terganggu, distribusi juga melambat. Stok cabai di pasar berkurang, akhirnya harga naik,” ujarnya.
Kondisi ini menjadi beban tersendiri bagi masyarakat Aceh Tamiang yang tengah mempersiapkan kenduri maulid di meunasah dan rumah warga. Tradisi besar umat muslim itu identik dengan menu khas seperti gulai, kuah beulangong, dan aneka sambal yang membutuhkan cabai dalam jumlah besar.
Elvi, seorang pembeli di Pasar Pagi Tualang Baro, mengaku khawatir lonjakan harga akan mempersulit ibu rumah tangga. “Meski mahal, tetap kami beli karena ini kebutuhan pokok untuk bumbu masakan. Hanya saja jelas memberatkan,” katanya.
Ketua PENA Pujakesuma Aceh Tamiang, Purn TNI Zulsyafri, juga menyoroti persoalan tersebut. Menurutnya, kondisi pedagang maupun konsumen sama-sama sulit menghadapi gejolak harga pangan. “Kita maklum kalau harga cabai naik, pedagang juga susah. Apalagi banyak cabai didatangkan dari Medan, ongkos kirimnya tinggi. Tapi jelang maulid, masyarakat berharap harga bisa stabil agar tidak terlalu membebani,” ujarnya.
Lonjakan harga cabai ini menambah daftar panjang gejolak harga pangan di pasar tradisional Aceh Tamiang. Zulsyafri menegaskan, pemerintah daerah harus turun tangan melakukan intervensi agar inflasi terkendali. “Jangan sampai momen besar keagamaan umat Islam ini tercederai oleh masalah harga yang memberatkan rakyat,” tutupnya (##)















