Simeulue Tribune Indonesia.com Jadi pembicara pada kegiatan Seminar Nasional Ekonomi Syariah dengan tema “Strategi Pemberdayaan LKMS dan KOPDES Merah Putih Dalam Penumbuhan Ekosistem Halalnomics di Simeulue” Ketua DPRK Simeulue, Rasmanudin H Rahamin mengajak para pengurus Koperasi Desa memanfaatkan potensi Pariwisata Kabupaten Simeulue untuk pengembangan usaha.
Sambil menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke eropa beberapa waktu lalu, Rasman mendorong para pengurus Koperasi Desa di Simeulue jeli membaca peluang usaha.
Untuk menginspirasi peserta, Rasman menceritakan kunjungannya berapa waktu lalu ke sejumlah negara di Eropa.
Salahsatu negara yang patut ditiru pengelolaan pariwisatanya jelas Rasman, adalah Prancis. Di Prancis kata Rasman, setiap wisatawan bisa menghabis sekitar Rp. 3 juta per hari.
Selama 3 hari di perancis, Rasman menghabiskan sekitar Rp. 10 juta. Menariknya, kata dia, Prancis dikunjungi sekitar 8 juta wisatawan setiap tahunnya. Rasman mengilustrasikan, jika 8 juta wisatawan itu rata-rata menghabiskan Rp 10 juta.
Maka, Prancis memperoleh pendapatan sekitar Rp.80 triliun setiap tahunnya khusus dari kunjungan wisatawan.
“Makanya sepulang dari sana saya punya wacana membangun mesium Smong. Di simeulue kalau bisa kita menjual Icon Smong kemudian kita jual keluar. Dan bisa menghadirkan 100 ribu pengunjung saja setiap tahunnya. Maka kita mendapatkan PAD Rp 1 triliun setiap tahunnya,”ujar Rasman yang membuat para peserta tercengang mendengar ceritanya.
Cerita ini kata Rasman, hanya ingin menginspirasi para pengurus Koperasi Desa saja. Mana tau para pengurus Koperasi Desa bisa menciptakan destinasi wisata di Simeulue.
“Ini hanya menginspirasi saja. Saya sama istri naik kapal satu orang bayarnya 600.000 itu hanya lebih kurang satu jam. Apa yang kami makan disitu, ubi kayu goreng,”katanya.
Dipinggir-pinggir sungai di Prancis ada speed boat-speed boat. Kalau sore makan disitu sekali duduk Rp. 1,5 juta. Satu orang.
“Itu bukan makan kenyang. Mereka memanfaatkan sungai. Kami naik satu lampis itu 500 orang. Jadi ada dua lampis. Ada dua lantai. Jadi sekali naik itu 1000 orang. Pekerjanya hanya satu orang. Captain nya satu orang saja. Bayangkan Rp. 600.000 x 1000 orang. Maka ada sekitar Rp. 600.000.000,- sekali jalan dan waktu hanya sekitar satu jam saja,”jelasnya lagi.
Selain itu, Rasman juga mencontohkan Luksemburg Negara kecil di eropa, yang hanya memanfaatkan sungai – sungai kecil dengan menggunakan perahu-perahu ukuran sedang. Tapi bisa mengghasilkan pendapatan perkapita sekitar Rp. 1 miliar setiap tahun.
“Di kita, banyak sungai yang cukup bagus untuk pariwisata, bahkan teluk pun ada. Tinggal bagaimana kita saja mengolah potensi pariwisata tersebut menjadi menarik dan mendatangkan wisatawan,”kata Rasman.
Untuk itu, Rasman mendorong para Pengurus Koperasi Desa untuk segera memulai usaha dan yang paling penting analisa usahanya sudah tepat.
“Kemudian mereka mengajukan proposalnya, berapa pagunya. Tempat lain kan sudah jalan,”kata Rasman.
Menariknya, Rasman juga mengungkapkan bahwa letak strategis Pulau Simeulue yang dekat dengan Maladewa. Harusnya Simeulue bisa dimanfaatkan menjadi destinasi wisata bertaraf internasional.
“Jarak kita kan cuma 2,5 jam atau sekitar 3 jam dari Maldives atau Maladewa. Ini yang harus kita manfaatkan untuk pariwisata,”katanya.

















