Dairi |TribuneIndonesia.com-Keceriaan wisata di tepian Danau Toba berubah menjadi duka mendalam ketika seorang pengunjung berinisial S, warga Medan Marelan, ditemukan meninggal dunia akibat tenggelam di Objek Wisata Tao Silalahi, Desa Silalahi, Kecamatan Silalahi Sabungan, Kabupaten Dairi, Minggu (10/8).
Ketua Bobylovers Sumut, Andy Syahputra, yang sedang memimpin kegiatan sosial di kawasan tersebut, menuturkan bahwa korban tiba di area wisata sejak dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB. Sebelum kejadian, korban sempat mandi di pantai lain dekat penginapan, namun kemudian memutuskan untuk masuk ke kawasan Pantai Silalahi.
“Mungkin korban belum puas mandi-mandi di pantai sebelumnya. Saat masuk ke Pantai Silalahi, kondisi masih sepi, penjaga belum datang, dan beberapa warga sempat mengingatkan agar tidak berenang. Tapi peringatan itu tidak diindahkan,” ujar Andy dengan nada pilu.
Nahas, korban yang diduga tidak pandai berenang itu akhirnya tenggelam di perairan yang tampak tenang namun menyimpan kedalaman tak terduga. Jenazah berhasil dievakuasi oleh tim relawan dan warga sekitar, lalu dibawa ke Puskesmas terdekat sebelum dipulangkan ke keluarga di Medan.
Kejadian ini berlangsung saat Bobylovers Sumut tengah mengadakan aksi menanam pohon di Geopark Kaldera Danau Toba, yang turut dihadiri Ketua Umum Bobylovers, Aspiadi Nasution. Kehadiran mereka menjadi saksi sekaligus penguat bagi keluarga korban.
Andy juga menyampaikan aspirasi warga setempat kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar memasang tanda batas aman berenang di seluruh pantai pinggiran Danau Toba. Menurutnya, tragedi ini bukan kali pertama terjadi di lokasi yang sama.
“Kita sebagai relawan Pak Gubernur akan menindaklanjuti aspirasi warga. Danau ini memang indah, tapi kedalamannya sulit diprediksi bahkan di bibir pantai sekalipun. Jangan pernah lengah,” tegasnya.
Kini, hamparan air biru Tao Silalahi kembali tenang, namun meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan para saksi yang berada di tempat kejadian. Keindahan Danau Toba yang mempesona hari itu menjadi saksi bisu akan rapuhnya nyawa manusia di hadapan alam.
Ilham Gondrong




 
					






 
						 
						 
						 
						 
						



