Batang Kuis I Tribuneindonesia.com
Sabtu, 31 Mei 2025,
halaman SDN 101873 Desa Baru berubah menjadi saksi bisu dari sebuah peristiwa yang mengguncang jiwa. Pelepasan siswa kelas 6 tahun ajaran 2024/2025 bukan sekadar seremonial, tapi menjadi momen penuh air mata, doa, dan harapan yang menyayat hati siapa pun yang menyaksikannya.
Dibalik kesederhanaan acara yang diinisiasi oleh para orang tua ini, tersembunyi lautan emosi yang dalam. Tarian tradisional, lantunan puisi, hingga nyanyian perpisahan yang lirih, seperti menggambarkan perpisahan yang berat namun tak terelakkan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti detak terakhir dari kebersamaan yang takkan kembali.
Puncaknya datang saat prosesi sungkeman—momen paling mencekam secara emosional. Satu per satu siswa bersimpuh di hadapan orang tua mereka, menggenggam tangan, mencium lutut, dan menahan tangis yang akhirnya pecah juga. Derai air mata para orang tua membaur dengan isak haru para siswa, menciptakan atmosfer yang nyaris membungkam seluruh hadirin. Tidak ada kata yang cukup untuk melukiskan perasaan saat itu—hanya getaran hati yang tak bisa dilupakan.
Bapak Rudi, Ketua Komite Sekolah, turut larut dalam suasana. Dengan suara bergetar, ia berkata, “Ini lebih dari sekadar pelepasan. Ini adalah momen suci di mana cinta orang tua, perjuangan anak-anak, dan bimbingan guru melebur menjadi satu kenangan yang abadi.”
Kepala Sekolah, Bapak Adrin Febrian, juga tak kuasa menahan emosi dalam sambutannya. “Kami bersyukur atas dukungan para orang tua. Di balik kesederhanaan ini, tersimpan makna luar biasa. Semoga anak-anak kita melangkah ke depan dengan kekuatan doa dan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan di sekolah ini.”
Pelepasan ini bukan sekadar mengantar siswa menuju jenjang berikutnya. Ini adalah babak akhir dari kisah panjang yang penuh perjuangan, dan awal dari petualangan baru yang penuh tantangan. Di balik isak tangis dan pelukan terakhir, satu hal yang pasti: kenangan ini akan tinggal selamanya, terpatri dalam hati.
Ilham.Tribuneindonesiacom