Batang Kuis | TribuneIndonesia.com
Malam ini Batang Kuis bukan lagi sekadar sebuah kampung halaman. Malam ini ia menjelma menjadi samudera manusia, tumpah ruah dalam semangat yang membakar langit Sumatera Utara.
Siapa yang menyangka, kawasan yang dahulu hanyalah pohon-Pohon sawit lebat yang penuh ketakutan kini berdiri sebagai ikon kebanggaan. Sebelum hadirnya bandara internasional dan stadion megah, Batang Kuis hanyalah bentangan sunyi. Kini, tanah ini menorehkan babak sejarah baru: menjadi panggung kebesaran, tempat Garuda Muda disambut dengan gegap gempita.
Tiket laga Timnas U17? Habis tak tersisa. Sebanyak 25 ribu jiwa membanjiri stadion, menjadikan tribun mendidih oleh semangat yang tak terbendung. Riuh rendah suara suporter mengguncang udara, seolah setiap teriakan adalah denyut nadi bangsa. Saat lagu Indonesia Raya berkumandang, gaungnya melesat ke langit malam, menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya.
Lautan Merah Putih membentang dari tribun atas hingga barisan paling depan. Bendera berkibar gagah, nyanyian penuh semangat melambung, dan wajah-wajah dari anak-anak hingga orang tua larut dalam euforia yang sama. Tak ada sekat, tak ada jarak, semua bersatu dalam doa dan harapan untuk kemenangan Garuda Muda.
Tokoh pemuda Desa Sena, Ifan, menyebut momen ini sebagai sejarah yang tidak akan mudah dilupakan.
“Batang Kuis malam ini membuktikan bahwa kita mampu menjadi tuan rumah yang menggetarkan dunia. Dari hutan yang penuh ketakutan, kini menjelma jadi lautan semangat dan kebanggaan,” ujarnya penuh haru.
Benar saja, malam ini Batang Kuis bukan hanya sekadar stadion. Ia menjelma menjadi lautan cinta, tempat rakyat berikrar tanpa kata Merah Putih adalah harga diri, dan Garuda Muda adalah harapan negeri.
Ilham Gondrong