Pidie|Tribuneindonesia.com
Sigli – Pemerintah Kabupaten Pidie melalui Dinas Kesehatan terus mengintensifkan upaya pengendalian dan pengobatan Tuberkulosis (TBC) sebagai bentuk dukungan terhadap target nasional eliminasi TBC pada tahun 2030. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, seluruh masyarakat yang terdiagnosis TBC dapat mengakses pengobatan secara gratis di semua Puskesmas maupun Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten Pidie.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya, melalui Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Irma, SKM, menyampaikan bahwa penanganan TBC harus dilakukan secara rutin, teratur, dan tuntas, minimal selama enam bulan, agar pasien benar-benar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
“Obat-obatan untuk pengobatan TBC tersedia gratis di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Pidie. Masyarakat hanya perlu datang ke fasilitas kesehatan terdekat dan mengikuti proses pemeriksaan. Bila hasil diagnosis menunjukkan positif TBC, pengobatan akan langsung diberikan sesuai standar nasional,” ujar Irma, SKM. Jumat,25/7/25.

Selama menjalani pengobatan, pasien juga akan dipantau secara berkala oleh tenaga kesehatan guna memastikan disiplin konsumsi obat. Ketidakpatuhan terhadap jadwal minum obat dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk TBC Resisten Obat (RO), yang membutuhkan pengobatan lebih lama, biaya lebih besar, serta berisiko tinggi.
Perkembangan Kasus TBC di Kabupaten Pidie,Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie mencatat jumlah kasus TBC mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir:Tahun 2020: 712 kasus,Tahun 2021: 790 kasus,Tahun 2022: 1.225 kasus,Tahun 2023: 1.031 kasus,Tahun 2024: 1.002 kasus 979 kasus TBC Sensitif Obat (SO) 23 kasus TBC Resisten Obat (RO),Tahun 2025 (proyeksi sementara):Total 408 kasus,399 kasus TBC SO,9 kasus TBC RO.
Selain penemuan kasus melalui layanan fasyankes, upaya aktif deteksi dini juga dilakukan melalui kegiatan skrining TBC di Lapas/Rutan, serta penyuluhan melalui Posyandu, sekolah-sekolah, dan kunjungan rumah oleh kader maupun petugas Puskesmas.
Kadis Dinas Kesehatan,dr. Dwi Wijaya,mengimbau masyarakat untuk tidak menunda pemeriksaan apabila mengalami gejala TBC, seperti:Batuk berdahak lebih dari dua minggu,Sesak napas,Demam berkepanjangan,Berat badan menurun secara drastis.
“Semakin cepat dideteksi, semakin besar peluang pasien untuk sembuh total. Jangan ragu datang ke Puskesmas, karena semua layanan dan obat pengobatan TBC ditanggung oleh pemerintah,” tegas dr. Dwi Wijaya melalui Plt. Kabid P2P, Irma, SKM.
Program pengendalian TBC ini merupakan salah satu prioritas utama dalam pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Pidie dan menjadi bagian dari strategi nasional eliminasi TBC secara menyeluruh di Indonesia pada tahun 2030.

















