Caption : ilustrasi kebun sawit (doc)
Langsa | TribuneIndonesia.com, 3/5/2025 – Sejumlah pekerja di salah satu unit kebun milik PTPN IV Regional 6 membantah tegas tuduhan yang dimuat oleh salah satu media online terkait dugaan praktik pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tidak sesuai prosedur dan terkesan tendensius.
Dalam pemberitaan itu menyebutkan bahwa kegiatan chemis-mekanis (penyemprotan racun) yang seharusnya dilaksanakan oleh vendor eksternal, justru dijalankan oleh tenaga internal tanpa perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar keselamatan kerja. Namun faktanya pekerjaan itu dikerjakan oleh buruh harian lepas (BHL) yang mencari tambahan upah.
“Kami menyatakan bahwa informasi yang dimuat oleh media tersebut tidak benar dan sangat menyesatkan. Seluruh kegiatan pemeliharaan, termasuk penyemprotan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan standar operasional RSPO,” tegas Udin, salah satu perwakilan pekerja yang turut terlibat dalam kegiatan pemeliharaan tersebut.
Udin menyatakan bahwa dalam setiap kegiatan operasional, baik yang dilakukan oleh pekerjaan BHL maupun tenaga kerja kontrak/vendor, perusahaan senantiasa memastikan bahwa seluruh pekerja dilengkapi dengan APD sesuai ketentuan dan mendapatkan briefing keselamatan kerja sebelumnya.
“Tudingan bahwa kegiatan dijalankan oleh pihak internal tanpa APD sangat tidak berdasar. Kami dilengkapi dengan APD dan mengikuti pelatihan serta briefing sebelum melaksanakan tugas. Tidak ada kegiatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau menyalahi aturan,” tambahnya.
Terkait tuduhan bahwa pekerjaan vendor dijalankan oleh Asisten Kebun, Udin menjelaskan bahwa kehadiran Asisten Kebun dalam kegiatan operasional adalah bagian dari pengawasan dan pembinaan, bukan sebagai pelaksana langsung kegiatan pemeliharaan.
“Kami menduga informasi yang disebarkan kepada media berasal dari pihak yang tidak memahami prosedur operasional di lapangan, atau memiliki motif lain yang ingin menjatuhkan nama baik unit kebun dan perusahaan secara keseluruhan,” timpal Imran yang juga merupakan pekerjaan BHL.
Para pekerja berharap agar awak media semestinya dalam mempublikasikan sebuah berita semestinya melihat dahulu dan mengkaji apakah lebih banyak manfaatnya atau mudharatnya.
“Kami siap memberikan keterangan dan bukti lapangan jika diperlukan, untuk menunjukkan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. Kami bekerja dengan aman, sesuai prosedur, dan dengan integritas tinggi demi menjaga reputasi perusahaan dan keberlanjutan sertifikasi RSPO,” ungkap Imran.
“Apakah wartawan yang memberitakan itu tidak senang jika melihat kami orang kecil yang mencari tambahan penghasilan dengan cara bekerja halal? Atau oknum itu minta uang dari kami ataupun vendor,” tutupnya.
Redaksi