Oleh: Chaidir Toweren, SE., KJE
TribuneIndonesia.com
Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Momentum ini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi seharusnya menjadi momen reflektif bagi seluruh elemen bangsa untuk meneguhkan kembali nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila bukan hanya sekumpulan kata dalam teks pembukaan UUD 1945, melainkan ideologi hidup yang dirumuskan dengan kearifan mendalam oleh para pendiri bangsa. Di tengah keragaman suku, agama, budaya, dan bahasa, Pancasila hadir sebagai titik temu yang mengikat kebhinekaan menjadi kekuatan.
Namun hari ini, tak bisa dipungkiri, Pancasila tengah menghadapi tantangan serius. Menguatnya politik identitas, polarisasi sosial, maraknya ujaran kebencian di media sosial, hingga praktik korupsi yang menggerogoti sendi-sendi pemerintahan adalah indikasi bahwa nilai-nilai Pancasila belum sepenuhnya membumi dalam perilaku sehari-hari.
Apa makna Ketuhanan Yang Maha Esa bila masih banyak yang memanipulasi agama demi kepentingan politik? Bagaimana Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat ditegakkan bila masih ada diskriminasi dan kekerasan atas nama mayoritas? Di mana Persatuan Indonesia saat perbedaan lebih sering dijadikan alasan untuk memecah, bukan menyatukan?
Oleh karena itu, Hari Lahir Pancasila seharusnya menjadi pengingat sekaligus ajakan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur itu—bukan hanya dalam slogan, tetapi dalam tindakan nyata. Di sekolah, Pancasila harus diajarkan bukan sebatas hafalan, tetapi melalui keteladanan. Di pemerintahan, nilai keadilan sosial harus diwujudkan dalam kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil. Di ruang digital, semangat persatuan harus melampaui sekat-sekat algoritma yang memecah belah.
Pancasila adalah warisan ideologis yang tidak lekang oleh zaman. Ia relevan bukan hanya pada masa kemerdekaan, tetapi juga dalam menghadapi tantangan abad ke-21: teknologi, globalisasi, krisis lingkungan, dan perubahan sosial yang cepat. Menjadikan Pancasila sebagai napas dalam setiap aspek kehidupan adalah cara terbaik untuk merawat Indonesia.
Mari kita rayakan Hari Lahir Pancasila dengan tekad baru: menjadi warga negara yang tidak hanya mengagungkan Pancasila, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan nyata.