Medan | TribuneIndonesia.com
Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Sumatera Utara kembali mendapat perhatian serius melalui gelaran Seminar Internasional yang mengangkat tema “Development of New Industrial Estates Based on Regional Potential as a Strategy to Increase Local Revenue, Investment, and Sustainable Economic Growth in North Sumatera”.
Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu, 26 November 2025. Di lantai 2 Ruang Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara.
Seminar tersebut menjadi ruang diskusi strategis bagi akademisi, investor, hingga para pemangku kepentingan untuk meninjau arah pembangunan kawasan industri baru di Sumut. Di tengah gencarnya dorongan pemerintah daerah untuk memacu investasi, berbagai pertanyaan kritis kembali mencuat: apakah pembangunan kawasan industri benar-benar menggali potensi daerah? Apakah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sejalan dengan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat?
Para pembicara menegaskan bahwa pengembangan kawasan industri tidak boleh hanya berfokus pada perluasan lahan maupun pembangunan fisik semata. Lebih dari itu, diperlukan peta jalan yang jelas, pelaksanaan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan, serta keberpihakan pada masyarakat lokal agar investasi tidak berhenti pada angka-angka di atas kertas.
Sejumlah pakar ekonomi turut menyoroti bahwa Sumatera Utara memiliki peluang besar. Letak geografis yang strategis, kemudahan akses logistik, serta potensi sumber daya menjadi modal penting untuk memperkuat daya saing daerah. Namun, tanpa tata kelola yang transparan dan pengawasan yang ketat, kawasan industri justru berpotensi menjadi sumber konflik lahan, pencemaran, hingga memperlebar ketimpangan ekonomi.
Seminar internasional ini sekaligus menjadi penanda bahwa Sumut tengah berada dalam radar perhatian global sebagai wilayah yang memiliki prospek ekonomi kuat. Meski demikian, peluang besar ini harus dijawab melalui kebijakan yang tegas, pengelolaan yang bersih, serta komitmen melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.
Sebab sejarah telah membuktikan: pembangunan yang tidak berkeadilan hanya menyisakan derita di akar rumput, sementara keuntungan melayang ke segelintir pihak yang menguasai aset. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri di Sumatera Utara harus memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak mengorbankan hak publik, lingkungan, ataupun masa depan generasi mendatang.
(Wisnu Pramashena Detra Cakra Sembiring, S.Sos)
