Kemana Arah Koperasi Mon Madu PTPN I Langsa?

- Editor

Kamis, 12 Juni 2025 - 06:06

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Option : Salah satu gedung yang diduga aset koperasi Mon Madu (doc)

Oleh: Syafruddin

TribuneIndonesia.com 

Koperasi Mon Madu PTPN I Langsa, yang sejak awal berdiri digadang-gadang sebagai instrumen peningkatan kesejahteraan karyawan, kini ibarat kapal tanpa nakhoda. Sejak tahun 2019, koperasi ini fakum total, tidak menjalankan kegiatan operasional secara terbuka, tidak menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), dan bahkan tidak memenuhi kewajiban formal seperti pelaporan SPT tahunan ke kantor pajak.

Ini bukan sekadar persoalan administratif. Ini adalah indikasi krisis tata kelola yang serius.

Krisis Akuntabilitas

RAT merupakan forum tertinggi dalam koperasi, tempat seluruh anggota mendapatkan haknya untuk mengetahui kondisi keuangan, rencana kerja, hingga mengganti pengurus jika diperlukan. Ketidakhadiran RAT selama lebih dari lima tahun adalah pelanggaran langsung terhadap amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Tanpa RAT, koperasi berjalan tanpa kendali. Tidak ada audit internal, tidak ada pengawasan, dan tentu saja, tidak ada transparansi.

Parahnya lagi, sejak tahun 2019, Koperasi Mon Madu juga tidak lagi melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) kepada Direktorat Jenderal Pajak. Ini bukan hanya bentuk kelalaian administratif, melainkan juga pelanggaran hukum yang dapat berdampak pidana bagi pengurus aktif, jika masih ada yang mengklaim sebagai pengurus resmi hingga saat ini.

Aset Tak Tertelusuri, Dana Tak Terdengar

Sudah sejauh mana aset koperasi dikembangkan? Ke mana larinya dana yang dikumpulkan dari ribuan karyawan PTPN I Langsa selama bertahun-tahun?

Koperasi ini dulunya memiliki potensi besar, mengelola dana kolektif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan potongan rutin dari gaji karyawan. Namun sejak vakum, tidak ada laporan mengenai posisi keuangan terakhir, kegiatan usaha, atau siapa yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan aset koperasi.

Baca Juga:  Jokowi Masuk Bursa Ketum PSI? Gonjang-Ganjing Internal Kian Menguat

Tanpa laporan RAT dan tanpa pelaporan pajak, koperasi ini bisa dikatakan berjalan secara ilegal, atau lebih tepatnya: diam dalam kegelapan.

Perlu Pembenahan Total

Sudah saatnya seluruh anggota koperasi, yang notabene adalah karyawan PTPN I Langsa, menuntut perubahan. Jika pengurus saat ini tidak mampu atau tidak bersedia melanjutkan tanggung jawabnya, maka harus segera dibentuk tim ad-hoc dari unsur anggota untuk melakukan audit internal, koordinasi dengan Dinas Koperasi, dan mendorong diselenggarakannya RAT luar biasa.

Lebih jauh, inspeksi dari instansi pajak juga layak dilakukan untuk memeriksa apakah ada unsur pelanggaran perpajakan yang perlu dipertanggungjawabkan secara hukum.

Pemerintah daerah dan manajemen PTPN I pun tak bisa tinggal diam. Sebagai institusi yang menaungi ribuan karyawan, mereka punya tanggung jawab moral untuk memastikan koperasi tetap berjalan sehat dan transparan.

Kembalikan Koperasi ke Tangan Anggota

Koperasi bukan milik sekelompok elit pengurus. Koperasi adalah milik bersama, untuk kesejahteraan bersama. Jika keberadaan dan pengelolaannya tak bisa dipertanggungjawabkan, maka koperasi ini telah kehilangan jati dirinya.

Kini, saatnya seluruh anggota bersuara. Menuntut transparansi. Menuntut RAT. Menuntut audit. Menuntut pertanggungjawaban atas dana dan aset yang selama ini hilang tanpa kabar.

Karena jika dibiarkan terus seperti ini, Koperasi Mon Madu bukan hanya kehilangan fungsi sosial, ekonominya, tapi juga kehilangan kepercayaan dari mereka yang seharusnya dilayaninya: para anggota.

Berita Terkait

Ilham Gondrong: Penampilan Boleh Nyentrik, Integritas Tak Pernah Retak
MIN 5 Rp3,9 Juta dan MIN 6 Rp4,5 Juta, SAPA Desak Penegakan Hukum atas Dugaan Pungli
Ada Apa Bobby Nasution ke Aceh? Isu Empat Pulau Jadi Sorotan
Mafia Timah dan Diamnya Lanal Babel: Ketika Amanat Presiden Diabaikan
Opini: 100 Hari Bupati Tagore, Publik Berhak Bertanya
Ketika Cicak Ingin Jadi Buaya
Ketika Kompetensi Dikalahkan oleh Koneksi
Opini: BKN Jangan Hanya Fokus Atur Kenaikan Pangkat, Tapi Juga Kepangkatan Dalam Jabatan
Berita ini 125 kali dibaca
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:14

Spektakuler! Pemkab Deli Serdang Gelar Pelatihan UMKM 3 Hari: Kupas Tuntas Sertifikasi, Desain Kemasan, hingga Strategi Marketing Berbasis AI

Sabtu, 14 Juni 2025 - 05:59

Kupas Tuntas PIRT, KUR, dan AI,Hari Kedua Pelatihan UMKM Deli Serdang Banjir Ilmu dan Inspirasi!

Sabtu, 14 Juni 2025 - 05:28

KadisKop UKM Deli Serdang Tutup Pelatihan UMKM 2025: Dorong Legalitas, Kemasan Unggul, dan Pemasaran Digital

Sabtu, 14 Juni 2025 - 02:10

PJ Geuchik Kapa Bantah Dugaan Penyimpangan Dana Desa: “Uang Masih Dipegang Bendahara yang Mundur

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:42

“manakutkan Sampah di Tanjung Morawa: Jumat Bersih Melawan Ancaman yang Mengintai”

Rabu, 11 Juni 2025 - 16:31

Bupati Al- Farlaky Fokus Tertibkan Aset Demi Dongkrak PAD Aceh Timur

Rabu, 11 Juni 2025 - 10:58

Masyarakat Pejuang Keadilan di Pidie Menolak atas Kehadiran Batalyon Baru di Aceh

Rabu, 11 Juni 2025 - 07:31

Para Reje Kampung se-Kecamatan Lut Tawar Gelar Silaturahmi, Bahas Persiapan MTQ dan Pengelolaan Dana Desa

Berita Terbaru

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x