Penulis : Ilham Gondrong
TribuneIndonesia.com-Hadirnya seorang anak dalam kehidupan rumah tangga adalah anugerah paling agung yang diberikan Allah SWT kepada sepasang insan manusia. Ia adalah bukti nyata cinta Sang Pencipta kepada hamba-Nya. Kehadirannya membawa kebahagiaan yang tak pernah bisa ditakar dengan harta benda, jabatan, ataupun kekuasaan. Seorang bayi yang mungil, yang wajahnya tak pernah membuat bosan untuk dipandang, adalah titipan suci yang harus dijaga, dirawat, dan dididik dengan sebaik-baiknya.
Sejak dalam kandungan, doa-doa terucap, harapan-harapan terpanjat, dan kerinduan pun terus terikat. Sembilan bulan sepuluh hari, sang ibu menanggung beban penuh kesabaran, sementara sang ayah menjadi benteng kekuatan yang menjaga dengan cinta. Lalu tibalah hari itu, hari yang paling ditunggu. Tangisan pertama sang buah hati menjadi nyanyian terindah yang mampu mengguncang hati kedua orang tuanya. Sebuah tanda kehidupan yang lahir dari ikatan cinta dan doa.
Anak, Amanah yang Mulia
Kehadiran seorang anak bukan hanya sekadar pelengkap kehidupan rumah tangga. Ia adalah amanah besar yang diberikan Allah SWT. Seorang anak harus dipelihara bukan semata untuk kebahagiaan dunia, melainkan juga untuk menjadi bekal kebahagiaan di akhirat. Orang tua dititipkan tanggung jawab besar untuk membentuk, mendidik, dan mengarahkan anak menuju jalan yang diridai-Nya.
Seorang ayah tidak hanya bertugas mencari nafkah, tetapi juga memberi teladan. Seorang ibu bukan hanya pengasuh penuh cinta, tetapi juga madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dari keduanya, anak belajar arti kasih sayang, ketulusan, dan pengorbanan. Dari keluarga kecil itu, lahirlah nilai-nilai yang akan membentuk kepribadiannya.
Tangisan Bahagia dan Harapan yang Tak Pernah Usai
Tatkala sang bayi lahir, setiap detik bersamanya menjadi sebuah perjalanan spiritual. Menatap wajahnya yang polos, orang tua merasa seolah sedang bercermin pada fitrah kemurnian. Saat tangan mungilnya menggenggam jari, hati orang tua luluh oleh rasa haru. Ia yang lemah, ia yang tak berdaya, namun darinya tumbuh harapan yang begitu besar.
Jadilah anak yang saleh, jadilah anak yang berbakti,” begitu doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan. Karena seorang anak yang saleh akan menjadi penolong bagi orang tuanya, bukan hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Dalam setiap helaan napasnya, tersimpan doa agar kelak ia menjadi manusia yang berguna, yang mampu membawa cahaya kebaikan, bukan hanya untuk keluarganya, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.
Didikan yang Menjadi Warisan Abadi
Mendidik anak adalah pekerjaan seumur hidup. Tidak ada yang lebih berharga daripada memberikan warisan ilmu, akhlak, dan keteladanan. Harta bisa habis, jabatan bisa hilang, tetapi anak yang saleh akan terus mendoakan orang tuanya meski jasad telah berpisah dengan ruh.
Karena itu, orang tua harus bersungguh-sungguh mendidik buah hatinya. Ia harus dibesarkan dengan penuh kasih sayang, bukan kemarahan. Ia harus diajari dengan kelembutan, bukan paksaan. Ia harus ditempa dengan nilai agama, karena tanpa agama, hidupnya akan kehilangan arah.
Seorang anak adalah cermin dari kedua orang tuanya. Jika orang tua menanam kebaikan, maka anak pun akan tumbuh dengan kebaikan. Jika orang tua menanam kasih sayang, maka anak pun akan tumbuh dengan hati yang penuh cinta.
Anugerah yang Harus Dijaga
Allah SWT menitipkan seorang anak kepada pasangan suami istri bukan tanpa alasan. Ia adalah ujian, ia adalah amanah, sekaligus anugerah yang paling besar. Maka jangan sampai amanah itu terluka. Jangan sampai titipan itu disia-siakan.
Seorang bayi lahir ke dunia dalam keadaan suci. Ia tak membawa dosa, tak membawa noda. Tugas orang tuanyalah untuk menjaga kesuciannya, melindunginya dari keburukan, serta membimbingnya agar selalu berada di jalan yang lurus.
Tak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi orang tua selain melihat anaknya tumbuh menjadi pribadi yang berbakti, cerdas, dan berguna. Sebaliknya, tak ada luka yang lebih dalam selain melihat anaknya tersesat dari jalan kebaikan.
Doa dan Harapan Tak Pernah Putus
Setiap orang tua pasti memiliki doa yang sama: “Ya Allah, jadikanlah anak kami anak yang saleh, penyejuk hati kami, dan kebanggaan bagi keluarga kami.” Doa itu dipanjatkan sejak dalam kandungan, hingga anak dewasa, bahkan hingga orang tua menutup mata untuk selamanya.
Anak adalah harta yang paling berharga. Mereka bukan hanya kebahagiaan, tetapi juga ujian. Maka hanya dengan doa, kesabaran, dan kasih sayang, orang tua mampu mengantarkan anak-anaknya menuju masa depan yang indah.
Buah hati adalah bukti kasih sayang Allah SWT. Ia adalah hadiah terindah yang tidak semua orang diberi kesempatan untuk memilikinya. Karena itu, ketika seorang anak hadir dalam kehidupan rumah tangga, hendaklah ia dijaga, dipelihara, dan dididik dengan sebaik-baiknya.
Kehadirannya membawa makna baru dalam kehidupan. Kehadirannya menjadi cahaya dalam kegelapan, menjadi harapan dalam keputusasaan, dan menjadi penguat dalam perjalanan panjang rumah tangga.
Pada akhirnya, seorang anak bukan hanya kebahagiaan bagi kedua orang tuanya, tetapi juga ladang pahala yang tak terputus jika ia tumbuh menjadi pribadi yang saleh.
Maka wahai para orang tua, jagalah amanah ini. Rawatlah buah hati dengan cinta, didiklah ia dengan agama, dan arahkanlah ia menuju jalan kebaikan. Karena dari titipan kecil yang mungil ini, akan lahir masa depan yang penuh cahaya.
Ilham Gondrong















