Manado, Sulut|Tribuneindonesia.com
Oleh: Ridwan. L
Sejak era Presiden Soekarno, Indonesia dinilai belum memiliki wadah khusus yang difasilitasi negara untuk mengimplementasikan amanat konstitusi. Padahal, regulasinya telah jelas mengatur. Rabu (24/9/25)
Hal ini disampaikan oleh pengamat yang menyoroti absennya sebuah institusi strategis.
Wadah yang dimaksudkan disebut sebagai elemen penyeimbang yang mampu menciptakan stabilitas pemerintahan dari berbagai aspek.
Ia dianggap sebagai kepingan puzzle terakhir yang selama ini luput dari para pemimpin Indonesia untuk merekatkan anak bangsa dan memacu kemajuan.
Fungsi vital wadah semacam ini bahkan telah terbukti sejak zaman kerajaan-kerajaan Tiongkok kuno. Pada masa itu, lembaga serupa memainkan peran sentral dan selalu menjadi andalan para kaisar dalam memimpin negara.
Ketiadaan wadah penyeimbang ini diduga menjadi salah satu akar masalah. Isu-isu keagamaan, misalnya, sering kali memicu keributan dan keresahan di tengah publik, menunjukkan perlunya suatu pendekatan yang lebih arif.
Harapan kini tertumpu pada kepemimpinan Prabowo Subianto. Dia didorong untuk mampu menemukan dan menghimpun orang-orang cerdas di Tanah Air ke dalam wadah yang dimaksud.
Kelompok orang cerdas ini tidak terbatas pada mereka yang pintar secara akademis atau bergelar tinggi. Bukan pula sekadar ahli agama. Mereka adalah individu dengan kecerdasan spiritual yang tinggi.
Mereka bisa berada di mana saja; mengabdi di gunung, hutan, sawah, lautan, birokrasi, TNI, Polri, atau dunia akademik. Ciri khas mereka adalah kesederhanaan, telah mencapai pencerahan diri, dan cenderung tidak banyak bicara.
Figur-figur ini ibarat harta karun terpendam yang memiliki kemampuan untuk menyelaraskan semesta bagi kemakmuran Indonesia. Menemukan mereka adalah sebuah keniscayaan.
Jika Prabowo berhasil mewujudkan wadah ini sesuai amanat konstitusi, maka keharmonisan bangsa akan tercipta.
Target Indonesia Emas 2045 pun bukan lagi sekadar impian, tetapi sebuah realitas yang dapat diwujudkan. Semoga.
(Penulis adalah seorang Politisi, Jurnalis juga Aktivis Sulut.)














