Aceh Tamiang | TribuneIndonesia.com
Lonjakan harga beras yang disertai kelangkaan stok di sejumlah pasar tradisional di Aceh, khususnya di Kabupaten Aceh Tamiang, mulai meresahkan masyarakat. Ketua Jurnalis Warga Indonesia (JWI) Aceh Tamiang, Purnawirawan TNI Zulsyafri, angkat bicara dan mendesak Perum Bulog segera menggelar operasi pasar guna mengatasi krisis ini.
“Sejak lima hari terakhir, beras dengan merek standar sudah tidak tersedia lagi di pasaran. Kami mendapat informasi bahwa beberapa kilang padi menghentikan aktivitasnya sementara karena harga gabah yang sangat tinggi dan minimnya pasokan,” ujar Zulsyafri, Senin (21/7/2025).
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Aceh Tamiang, harga beras terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir. Selain mahal, ketersediaannya juga sangat terbatas. Hal ini menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok harian.
“Tak sedikit warga yang berharap ada beras murah, setidaknya cukup untuk dibeli dan dimakan setiap hari. Kondisi ini benar-benar menyulitkan masyarakat kecil,” tambahnya.
Kondisi serupa juga terjadi di berbagai wilayah lain di Aceh. Anto, pemilik toko sembako yang berlokasi di Jalan Medan–Banda Aceh, Kecamatan Manyak Payed, mengungkapkan bahwa harga beras sudah mulai naik sejak tiga minggu terakhir dan kini semakin langka.
“Sejak tiga minggu lalu stok mulai seret. Sekarang barang makin susah didapat. Kami juga kewalahan,” ungkap Anto kepada Zulsyafri. Toko sembako milik Anto diketahui merupakan salah satu dari lima pedagang beras mitra Bulog di kawasan Manyak Payed.
Kelangkaan beras ini juga berdampak langsung terhadap pelaku usaha kuliner. Kak Cut, pemilik warung nasi, mengaku harus menghadapi dilema besar karena harga beras yang mahal menambah tekanan pada biaya operasional.
“Dengan harga beras setinggi ini, kami para pedagang warung makan benar-benar terjepit. Sementara daya beli masyarakat juga menurun. Kami hanya bisa berharap ada langkah cepat dari pemerintah,” keluhnya.
Zulsyafri menegaskan, fenomena ini bukan semata-mata akibat cuaca atau musim panen, melainkan butuh perhatian serius dari pemerintah dan Bulog untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di tengah ketidakpastian harga pangan global.
“JWI meminta pemerintah hadir, jangan biarkan masyarakat terus terbebani. Operasi pasar menjadi solusi mendesak untuk menekan harga dan menjamin stok pangan utama masyarakat,” tutup Zulsyafri. (#)