Medan | TribuneIndonesia.com
Cuaca panas yang menyengat disertai hembusan angin kencang dalam beberapa hari terakhir menjadi perhatian serius di Kota Medan dan sekitarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I secara resmi mengeluarkan peringatan dini atas kondisi ekstrem ini yang dinilai dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan bahkan membahayakan keselamatan.
Sejak 15 hingga 18 Juli 2025, suhu udara di Kota Medan dan wilayah sekitarnya tercatat melampaui ambang normal. Data pengamatan cuaca menunjukkan bahwa suhu maksimum pada 17 Juli 2025 di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I mencapai 37,8°C, sementara di Stasiun Geofisika Deli Serdang tercatat 36,7°C. Suhu tinggi ini masih berlanjut hingga 19 Juli, dengan angka maksimum mencapai 37,1°C.
Situasi makin mengkhawatirkan dengan adanya peningkatan kecepatan angin yang signifikan. Sejak 15 Juli, Stasiun Meteorologi Kualanamu mencatat angin bertiup hingga 40 km/jam. Hembusan kencang ini tidak hanya memperparah rasa panas, tetapi juga meningkatkan potensi bencana seperti kebakaran, terutama di wilayah permukiman padat penduduk dan lahan kering.
Penyebab Utama: Tekanan Udara Kontras dan Minimnya Awan
BMKG mengungkapkan, berdasarkan analisis pola angin pada 19 Juli 2025 antara pukul 07.00 hingga 19.00 WIB, terpantau angin baratan yang cukup kuat melintasi wilayah barat daya hingga barat Sumatera Utara. Fenomena ini dipicu oleh perbedaan tekanan udara yang mencolok antara bagian selatan dan utara Indonesia.
Di lapisan atmosfer 850–700 mb, kecepatan angin tercatat hingga 50 km/jam. Di sisi lain, kelembapan udara relatif rendah, hanya sekitar 87%, sehingga pembentukan awan pun sangat minim. Hal ini menyebabkan radiasi sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi, memicu peningkatan suhu secara drastis, khususnya di kawasan urban seperti Medan.
Imbauan BMKG: Kurangi Aktivitas di Luar, Jaga Kesehatan
Menghadapi kondisi ini, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan melindungi diri dari dampak cuaca ekstrem. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:
Mengurangi aktivitas luar ruangan, terutama pada siang hari.
Memperbanyak konsumsi air putih dan buah-buahan untuk mencegah dehidrasi.
Menggunakan pelindung kulit seperti topi dan sunscreen saat berada di luar rumah.
BMKG juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, yang bisa dipicu oleh kondisi panas ekstrem dan angin kencang. Aktivitas seperti membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan harus dihindari demi mencegah musibah.
Peran Pemerintah Daerah: Koordinasi dan Kesiapsiagaan
BMKG turut mengingatkan pentingnya koordinasi antara kepala daerah dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi situasi ini. Masyarakat juga diimbau agar tidak mengabaikan informasi resmi dan selalu memantau pembaruan cuaca melalui kanal-kanal terpercaya seperti media sosial resmi BMKG di @infobmkgsumut atau layanan call center 0821-6804-3653.
Kepala BBMKG Wilayah I, Hendro Nugroho, menegaskan bahwa kondisi atmosfer sangat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak lengah. Pahami kondisi cuaca, waspadai dampaknya, dan ikuti imbauan yang kami sampaikan,” tegas Hendro.
Ilham TribuneIndonesia.com

















