Takengon | TribuneIndonesia.com
Siapa yang tak bangga melihat pemudi asal Gayo, Aceh, mampu bersaing di kancah nasional? Dialah Sasmaini, gadis kelahiran 11 Januari 1998 asal Desa Jelobok, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah. Ia kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai finalis nasional ajang Puteri Pendidikan Indonesia 2025, mewakili Provinsi Aceh.
Apa yang dicapai Sasmaini bukan hal sepele. Tahun lalu, ia berhasil meraih Juara 3 Nasional Duta Muslimah Preneur Indonesia 2024, mengangkat nama daerahnya di panggung nasional. Namun sayangnya, di balik capaian gemilang itu, tersimpan ironi yang menyayat hati: tidak ada dukungan dari pemerintah daerah yang ia harapkan bisa membantunya melangkah lebih jauh.
Kapan dan di mana perjuangan terbaru Sasmaini berlangsung? Dirinya dijadwalkan berangkat pada 6 Juni 2025 untuk mengikuti rangkaian kegiatan Puteri Pendidikan Indonesia yang berlangsung pada 8–13 Juni 2025 di Jakarta.
Namun, bagaimana ia bisa sampai ke titik ini sungguh penuh liku. Dalam dua bulan terakhir, Sasmaini telah berjuang keras mencari dukungan. Ia mengaku telah mendatangi berbagai instansi mulai dari dinas di tingkat provinsi, kantor Bupati, Sekda, Bagian Kesra, hingga Dinas Pendidikan. Hasilnya? Nol bantuan, bahkan untuk sekadar membeli air minum pun tak ada yang peduli.
“Saya sudah hampir dua bulan bolak-balik dari desa ke pusat kota hanya untuk bertemu pihak pemerintah dan menyampaikan permohonan bantuan. Tapi jangankan tiket pesawat, segelas air minum pun tak diberi,” ucap Sasmaini dengan mata berkaca-kaca.
Mengapa ia tetap berjuang? Karena mimpinya bukan sekadar mimpi pribadi. Sasmaini ingin mengangkat nama Aceh di tingkat nasional dan menyuarakan advokasi pendidikan untuk generasi muda yang lebih cerdas dan berkarakter.
“Saya tak mengharap kemewahan. Saya hanya ingin Aceh dikenal karena semangat juang dan kontribusi positif anak mudanya. Ini bukan perjuangan saya semata, tapi perjuangan kita semua,” tambahnya.
Melalui media ini, Sasmaini mengajak semua pihak, terutama pemerintah, para dermawan, dan komunitas masyarakat Aceh, untuk lebih peduli dan mendukung anak-anak muda yang memiliki prestasi dan semangat perubahan.
“Saya mohon doa dan dukungan. Insya Allah tanggal 6 saya berangkat ke Jakarta. Semoga ada keajaiban dan bantuan yang datang di detik-detik akhir,” tutupnya penuh harap. (Dian aksa)