Deli Serdang | TribuneIndonesia.com-
Dari pesisir Selat Malaka, Kecamatan Pantai Labu, lahir sosok perempuan tangguh yang mengharumkan nama tanah kelahirannya melalui dedikasi panjang di bidang pendidikan non formal dan pemberdayaan perempuan. Dialah Patimah M.Pd., wanita berdarah Simalungun yang sejak 2006 memilih jalan sunyi namun penuh cahaya, mengangkat derajat kaum perempuan marjinal lewat dunia pendidikan.
Perjalanan pengabdiannya telah menorehkan rangkaian prestasi di tingkat lokal maupun nasional. Ia pernah dinobatkan sebagai Pegiat Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marjinal oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Hari Aksara Internasional di Palu, Sulawesi Tengah. Penghargaan demi penghargaan terus mengalir, mulai dari Perempuan Inspiratif dari Bupati Deli Serdang, peringkat pertama lomba keaksaraan di Jawa Barat, hingga apresiasi nasional dalam program pemberantasan buta aksara, pendidikan anak usia dini, serta inovasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Nama Patimah kembali bersinar ketika meraih penghargaan nasional di bidang publikasi keaksaraan, juara lomba video pendidikan kesetaraan, hingga terpilih sebagai Gender Champion Kabupaten Deli Serdang. Terbaru, pada 2025, ia menerima penghargaan sebagai Guru PAUD Berprestasi dalam ajang Himpaudi Award di Lubuk Pakam.
Meski puluhan penghargaan telah diraih, bagi Patimah pencapaian itu hanyalah buah kecil dari perjuangan panjangnya. Ia percaya bahwa keberdayaan perempuan adalah kunci membangun peradaban yang lebih baik.
Ketika perempuan diberdayakan, maka sesungguhnya kita sedang membangun peradaban. Deli Serdang akan semakin maju jika kaum perempuan diberikan ruang untuk berkembang,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Dedikasi perempuan pesisir ini menjadi bukti nyata bahwa dari kampung nelayan sekalipun, lahir sosok yang mampu menorehkan prestasi nasional sekaligus menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui berbagai program pendidikan dan pemberdayaan perempuan diharapkan mampu melahirkan lebih banyak sosok seperti Patimah. Dukungan berupa pelatihan, akses permodalan, dan penguatan kapasitas di bidang pendidikan non formal dinilai menjadi langkah penting untuk memperkuat peran perempuan dalam pembangunan daerah.
Di balik sederet penghargaan, Patimah tetaplah sosok sederhana. Dari garis pantai Pantai Labu, ia menapaki pendidikan hingga meraih gelar pascasarjana pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini. Tekad dan cintanya pada dunia pendidikan membuatnya menjelma bukan hanya sebagai pegiat, melainkan lentera yang memberi arah bagi kaumnya.
Sejak 2006 hingga kini, Patimah berdiri sebagai simbol harapan. Ia membuktikan bahwa perempuan marjinal pun mampu bangkit, mengubah nasib, dan mengangkat derajat bangsanya melalui ilmu dan kasih yang tulus.
TribuneIndonesia.com















