Yogyakarta | TribuneIndonesia.com
Keresahan mulai dirasakan masyarakat Yogyakarta timbul akibat adanya aktivitas provokatif dan cenderung makar yang dilakukan oleh sekelompok oknum mahasiswa asal Papua yang menamakan diri mereka sebagai Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
Warga menilai, keberadaan AMP selama ini lebih sering tampil dengan narasi politis yang mengarah pada konflik ideologi, ketimbang fokus pada tujuan awal keberadaan mereka di Yogyakarta: menempuh pendidikan untuk membangun masa depan serta daerah asal mereka.
“Kami merasa tidak nyaman. Yogyakarta ini kota damai, tempat belajar anak-anak dari seluruh Indonesia. Tapi keberadaan oknum seperti ini merusak citra itu,” ujar Sutarno, salah satu warga, Selasa (11/6).
Beberapa spanduk yang muncul berisi pesan-pesan yang dianggap menyulut sentimen dan berpotensi menimbulkan kegaduhan. Masyarakat pun mendesak agar aparat keamanan dan pemerintah daerah tidak membiarkan persoalan ini terus berlarut-larut.
“Kami tidak menolak kehadiran siapa pun di kota ini. Tapi kalau keberadaannya justru membuat resah dan menyebarkan propaganda yang menyudutkan negara, tentu harus ada tindakan. Ini bukan soal suku atau asal daerah, ini soal menjaga ketertiban bersama,” tambahnya.
Warga berharap pemerintah dan aparat keamanan dapat melakukan penanganan yang tegas namun tetap mengedepankan pendekatan hukum dan sosial yang tepat. Mereka khawatir jika tidak segera ditangani, Yogyakarta yang dikenal sebagai kota yang damai dan toleran justru menjadi ajang demonstrasi berkepanjangan oleh kelompok yang menyuarakan kepentingan tertentu.
“Kota ini milik bersama. Jangan sampai Yogyakarta dijadikan panggung untuk menyuarakan ideologi yang bukan pada tempatnya. Ini tempat menuntut ilmu, bukan tempat menyulut konflik,” kata Fitri, mahasiswi salah satu kampus negeri di Yogyakarta.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak Aliansi Mahasiswa Papua terkait tudingan ini. Aparat keamanan juga masih memantau situasi dan melakukan pengumpulan data terhadap aktivitas spanduk dan selebaran yang tersebar di sejumlah lokasi.
Pemerintah daerah diharapkan dapat segera duduk bersama dengan pihak kampus, aparat, dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi terbaik agar suasana kondusif Yogyakarta tetap terjaga, tanpa mengabaikan hak setiap warga untuk menempuh pendidikan dan menyampaikan aspirasi secara benar. (Red)