Medan I Tribuneindonesia.com
Kota Medan kembali bergolak! Ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sumatera Utara (GEMA Sumut) mengguncang tiga titik vital di kota ini pada Jumat, 23 Mei 2025. Mereka turun ke jalan dengan satu tuntutan: usut tuntas dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang menggurita di tubuh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Medan.
Aksi dimulai dengan pengepungan Kantor Dinas Perkim, dilanjutkan ke Kantor Wali Kota Medan, dan berpuncak di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Massa yang berapi-api membawa spanduk dan poster bernada keras—memaksa mata publik terbuka atas praktik busuk yang mereka sebut telah menjadi rahasia umum.
Koordinator aksi, Rahmat Situmorang, mengungkap dugaan adanya “upeti terselubung” sebesar Rp2,5 juta per unit dalam proses pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). “Ini bukan sekadar kelalaian administratif. Ini adalah indikasi kuat kejahatan birokrasi yang terorganisir!” teriak Rahmat di hadapan massa yang membara.
Ia menuding, oknum-oknum di Dinas Perkim bermain di air keruh, menyalahgunakan kewenangan demi memperkaya diri. “Uang pelicin” menjadi syarat tak tertulis agar berkas PBG bisa berjalan mulus, sebuah praktik yang mencoreng wacana reformasi birokrasi dan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang selama ini hanya dijadikan pajangan.
GEMA Sumut menuntut evaluasi total terhadap struktur internal Dinas Perkim dan mendesak aparat penegak hukum—Kejaksaan Tinggi, Inspektorat Provinsi, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi—untuk segera turun tangan.
“Jika negara tidak hadir membela rakyat dari kerakusan birokrat, maka kami yang akan terus turun ke jalan. Ini bukan sekadar aksi, ini perlawanan terhadap kebusukan sistem!” pekik Rahmat lantang.
Hingga berita ini dipublikasikan, Dinas Perkim Kota Medan masih bungkam. Tak satu pun pejabat memberikan klarifikasi atau tanggapan atas tudingan serius tersebut. Ketika keheningan menjadi jawaban, maka kecurigaan publik kian menjadi-jadi.
Gubernur Sumatera Utara dan Wali Kota Medan kini berada di bawah sorotan tajam: akankah mereka bertindak tegas, atau justru membiarkan virus pungli terus menjalar di tubuh birokrasi?
Ilham Tribuneindonesia.com