Mualem–Dek Fadh: Menjemput Aceh yang Lebih Sigap dan Lebih Dekat Dengan Rakyat

- Editor

Sabtu, 22 November 2025 - 08:20

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh/Tribuneindonesia.com

Visi dan Misi Mualem–Dek Fadh lahir dari kebutuhan Aceh untuk bergerak lebih cepat, lebih tepat, dan lebih berpihak kepada rakyat kecil. Mengurangi kemiskinan, memperkuat layanan publik, dan menghadirkan pemerintah yang benar-benar hadir—itulah arah besar yang kini dibangun di Tanah Rencong.

Di garis depan perubahan itu, Dinas Sosial Aceh mengambil peran strategis. “Kami siap mengarungi bahtera ini bersama,” begitu komitmen yang berulang disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Sosial Aceh, Chaidir, SE., MM. Dan perjalanan panjangnya membuktikan bahwa komitmen itu bukan sekadar kata, tetapi kerja.

Ketika Chaidir ditempatkan sebagai Sekretaris Dinas Sosial Aceh, dinas ini sedang berada dalam masa yang tidak mudah. Persoalan internal menumpuk, koordinasi lemah, dan ritme kerja tidak lagi seirama dengan kebutuhan masyarakat.

Pelan namun pasti, ia mulai membenahi satu per satu, mulai tata kelola, manajemen, disiplin kerja, hingga pelayanan publik. Ia bekerja dalam diam—di ruang rapat, di balik dokumen, dalam koordinasi panjang hari demi hari.

Dan ketika kemudian ia mendapat amanah sebagai Plt. Kepala Dinas Sosial, ritme kerjanya justru semakin cepat. Tak cukup hanya merapikan internal, Chaidir turun hingga ke pelosok. Menembus hutan, menyeberang sungai, ikut mengantar bantuan sosial yang sering kali harus tiba dalam keadaan darurat. Perubahan itu mulai terlihat.Dinas Sosial Aceh bergerak dengan cara baru: cepat, terukur, dan mendekat kepada rakyat.

*Misi Besar Mualem–Dek Fadh*

Di bawah komando Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf (Mualem) dan Wakil Gubernur H. Fadhlullah, SE (Dek Fadh), arah pembangunan sosial Aceh semakin jelas, pemerintah harus hadir sebelum rakyat meminta tolong. Salah satu gebrakan yang lahir dari arahan ini adalah pendistribusian logistik kebencanaan langsung ke kabupaten/kota—hal ini sebagai persiapan sebelum bencana datang. Chaidir menjelaskan alasan di balik pola baru tersebut.

“Arahan Gubernur dan Pak Wakil Gubernur sangat jelas: masyarakat harus merasakan kehadiran pemerintah sebelum bencana datang. Tidak boleh ada daerah yang kekurangan logistik ketika musibah terjadi.” ungkapnya.

Perjalanan distribusi itu dimulai dari Banda Aceh. Chaidir bersama Wakil Gubernur Aceh, memastikan stok benar-benar sampai di daerah yang membutuhkan. Ini bukan perjalanan seremonial—ini kerja nyata yang mengubah pola penanganan bencana di Aceh.

Tiba dilokasi pertama Kabupaten Pidie, rombongan berhenti di pendopo Wakil Bupati mendistribusikan bantuan logistik kebencanaan untuk memenuhi ketersediaan stok di daerah setempat. Kemudian, rombongan berhenti sejenak di Pidie Jaya untuk meresmikan Rumah Makan Bergizi Gratis. Program ini sederhana, tetapi menyentuh langsung kebutuhan masyarakat rentan dan pelajar.

Baca Juga:  HRD Santuni ratusan Anak Yatim dan Ribuan Warga Hadiri Halal Bihalal

“Kami turun langsung bukan untuk seremonial, kehadiran pemerintah harus nyata, harus dirasakan.” tegas Dek Fadh.

Tim Dinas Sosial memeriksa dapur, meninjau kualitas makanan. Baginya, pelayanan sosial bukan hanya soal bantuan bencana—tetapi juga tentang membangun manusia.

Perjalanan berlanjut ke Bireuen untuk menyerahkan logistik kebencanaan. Di sela agenda, rombongan menyempatkan singgah di Sekolah Rakyat Terintegrasi 25 di Kecamatan Juli. Melihat anak-anak belajar dengan fasilitas terbatas membuat tim dinsos sempat terdian terpaku.
“Pelayanan sosial itu tidak berdiri sendiri, Pendidikan, kesehatan, ketahanan keluarga—semuanya terhubung.” ujarnya.

Di Bireuen pula tim ini bertemu para pilar sosial, relawan yang menjadi lengan panjang Dinas Sosial di setiap kabupaten. Mereka menyampaikan aspirasi, kendala, dan kebutuhan. Pertemuan itu memperkuat simpul koordinasi menuju Aceh yang lebih sigap dalam melayani.

Dari pesisir ke dataran tinggi, rombongan bergerak ke Aceh Tengah dan Bener Meriah. Udara sejuk Gayo tidak mengurangi urgensi perjalanan.

“Aceh daerah rawan bencana, dan kesiapsiagaan adalah kunci, “Dengan pola baru ini, setiap daerah harus punya kesiapan yang setara.” kata Dek Fadh.

_*Perjalanan ini bukan hanya tentang mengantar logistik—tetapi tentang mengantar rasa aman.*_

Di Bener Meriah, rombongan meninjau Pesantren Madinatuddiniyah Babussalam yang baru saja dilanda kebakaran. Sisa arang masih menempel, aroma asap masih tinggal. Para santri bertahan dengan ruang seadanya.

Tim berjalan perlahan menyusuri ruang yang hangus, mendengar cerita para ustaz tentang detik-detik api membesar. Dek Fadh berkata lirih, “Santri-santri ini masa depan Aceh. Mereka harus tetap belajar dan tinggal dengan layak.”

Bantuan kebutuhan santri langsung diserahkan, menyapu sedikit luka yang ditinggalkan musibah.

Dari Banda Aceh hingga Gayo, dari sekolah rakyat hingga pesantren yang hangus terbakar—perjalanan ini menggambarkan wajah baru Dinas Sosial Aceh.

Semboyan dinsos ini adalah kerja tanpa pamrih, hadir tanpa menunggu diminta, melayani tanpa jarak. Chaidir bersama tim merangkum filosofi kerjanya dalam satu kalimat.

“Pemerintah itu pelayan masyarakat. Kita harus hadir bukan ketika diminta, tapi ketika dibutuhkan.”

Di bawah visi besar Mualem–Dek Fadh, Aceh kini memasuki babak baru. Sebuah perjalanan panjang untuk mengurangi kemiskinan, memperkuat pelayanan, dan mengangkat martabat rakyat kecil.

Dan Dinas Sosial Aceh—dengan tekad, kerja keras, dan langkah-langkah yang menembus rimba hingga gunung—siap mengarungi bahtera perubahan ini. Bersama komando Mualem dan Dek Fadh, Aceh bergerak menuju masa depan yang lebih sigap, lebih dekat, dan lebih manusiawi.

Berita Terkait

BNN dan Kemendikdasmen Satukan Langkah, Kurikulum Anti-Narkoba Digenjot
Perkuat Ketahanan Ideologi, Idensos/Satgaswil Sulut Sasar Tondano Timur dengan Sosialisasi Pencegahan Radikalisme
Diterjang Arus Saat Evakuasi, Dua Prajurit Koramil Batangtoru Sempat Hilang dan Ditemukan Selamat
PKBM Papa Lagar, Oasis Pendidikan di Tengah Kota Bitung
Kejaksaan Negeri Bitung Resmikan Gedung Oikumene, Musala, dan Cafe Adhyaksa
Kunjungi Pengungsian di Matang Kareung, Marlina Muzakir dan Dinsos Aceh Pastikan Bantuan Tepat Sasaran
Strategi Humanis Patroli Pantera Bitung Ciptakan Kondisi Aman dari Pagi hingga Malam
Pulau Lembeh Tercemar, Dugaan Pemotongan Kapal Ilegal Ancam Ekosistem dan Kesehatan Warga Bitung!
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 14:01

13 Kecamatan Deli Serdang Terendam, Pemkab Lakukan Evakuasi Massal

Kamis, 27 November 2025 - 12:06

Pemkab Deli Serdang Bergerak Cepat Tangani Banjir

Kamis, 27 November 2025 - 11:55

Keuangan Daerah Harus Tertib dan Transparan

Rabu, 26 November 2025 - 13:30

Pemkab Deli Serdang Terima Dua Kapal Rampasan Negara

Rabu, 26 November 2025 - 13:04

PTUN Medan Tolak Gugatan Eks Kades Paluh Kurau

Rabu, 26 November 2025 - 12:47

APBD 2026 Deli Serdang Tegaskan Keberpihakan pada Rakyat

Rabu, 26 November 2025 - 08:04

Menuju Industri Modern: Seminar Internasional Kupas Strategi Pembangunan Kawasan Industri Sumatera Utara

Rabu, 26 November 2025 - 02:05

Bupati: Guru Adalah Sosok yang Membawa Anak Keluar dari Gelap Gulita

Berita Terbaru

Pemerintahan dan Berita Daerah

13 Kecamatan Deli Serdang Terendam, Pemkab Lakukan Evakuasi Massal

Kamis, 27 Nov 2025 - 14:01

Pemerintahan dan Berita Daerah

Pemkab Deli Serdang Bergerak Cepat Tangani Banjir

Kamis, 27 Nov 2025 - 12:06

Pemerintahan dan Berita Daerah

Keuangan Daerah Harus Tertib dan Transparan

Kamis, 27 Nov 2025 - 11:55