Simalungun I Tribuneindonesia.com
Dalam upaya mendukung program pemerintah menuju swasembada pangan dan pengembangan kewirausahaan, Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Medan (UNIMED) melaksanakan kegiatan peningkatan kesejahteraan bagi peternak domba breeding di Desa Bandar Silau, Kecamatan Bandar Masilam, Kabupaten Simalungun.
Desa Bandar Silau merupakan salah satu dari 10 nagori di kecamatan tersebut, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak. Berdasarkan survei lapangan pada Desember 2024, tercatat sebanyak 189 peternak domba dengan populasi mencapai 2.300 ekor domba yang dikelola secara tradisional, mengandalkan rumput liar dan limbah pertanian seperti ubi kayu.
Melihat potensi dan tantangan yang dihadapi, Tim PKM LPPM UNIMED membangun kemitraan strategis dengan para peternak lokal untuk mendorong peningkatan kualitas peternakan melalui pendekatan teknologi, pelatihan manajerial, serta penguatan aspek pemasaran.
Kegiatan PKM ini dipimpin oleh Khafi Puddin, SE., M.Si, dosen Prodi Kewirausahaan, yang berperan sebagai instruktur pelatihan manajemen usaha. Ia dibantu oleh tim dosen lainnya,
Hidir Effendi (Teknik Mesin) – Instruktur penggunaan mesin pencacah pakan ternak.
Hendra Saputra (Manajemen) Instruktur manajemen produksi pakan ruminansia.
Lokot Muda Harahap (Manajemen) Instruktur bidang pemasaran.
M. Nasir (Kewirausahaan) Evaluator kegiatan.
Kegiatan ini turut melibatkan lima mahasiswa dari Prodi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi UNIMED sebagai tenaga pendukung teknis dan administratif.
Mitra utama dalam kegiatan ini adalah dua peternak lokal: Samaji dengan 30 ekor domba dan Rusman dengan 28 ekor domba. Kedua mitra menghadapi kendala dalam meningkatkan bobot domba jantan untuk proses penggemukan (fattening), keterbatasan alat produksi, dan kesulitan dalam memperluas pangsa pasar.
Sebagai solusi, Tim PKM memberikan pelatihan pembuatan pakan ruminansia sesuai standar Badan Standardisasi Instrumen Pertanian RI, serta menyerahkan bantuan mesin pencacah pakan (chopper) multifungsi. Alat ini dapat mengolah limbah pertanian yang melimpah menjadi pakan ternak berkualitas tinggi serta efisien dalam penyimpanan.
Selain itu, mitra juga mendapatkan pelatihan intensif dalam manajemen usaha, pemasaran produk peternakan, serta strategi pengembangan pasar.
Bapak Samaji dan Rusman menyampaikan rasa terima kasih kepada LPPM UNIMED atas dukungan nyata yang mereka terima. “Alat pencacah pakan ini sangat kami butuhkan sejak lama, dan pelatihan yang diberikan sangat membantu kami dalam mengembangkan usaha peternakan kami,” ujar mereka.
Ketua Tim PKM, Khafi Puddin menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari kontribusi nyata UNIMED dalam mendukung program Asta Cita Pemerintah RI, khususnya dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan kewirausahaan.
Lebih lanjut, kegiatan ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan visi Kampus Berdampak yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan peternak lokal. Ini juga merupakan langkah awal menjadikan Desa Bandar Silau sebagai pilot project desa ternak yang akan berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kecamatan Bandar Masilam,” tutup Khafi.
Tribuneindonesia.com















